"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Senin, 06 Juli 2015

7 Bulan!

Sudah 7 Bulan sodarah-sodarah! Padahal waktu memasuki tahun 2015, saya berikrar akan lebih rajin menulis. Aih, semacam sibuknya sudah melebihi Presiden Indonesia ajah...

7 Bulan adalah waktu yang panjang dan singkat sekaligus. 7 bulan punya begitu banyak cerita dan pemahaman baru. 7 bulan menjadi waktu yang panjang ketika proses begitu menyakitkan dan rasanya sudah tidak mampu dilewati. 7 bulan menjadi waktu yang singkat ketika semua terlewati dan momen menengok kebelakang terasa begitu menggoda.

Saya pikir inti dari hidup adalah meneruskan. Tidak peduli seberapa hebatnya gangguan dan interupsi yang terjadi. Ada yang tetap meneruskan nyinyirnya. Ada yang tetap meneruskan kesombongannya. Ada yang tetap meneruskan diamnya. Ada yang tetap meneruskan hidup, sekalipun nyinyir, sombong, dan diam datangnya bersamaan.

Apa yang saya pelajari? Banyak! Hihihi. Tapi inilah yang paling menarik:

Bahwa rupanya menjadi sombong adalah hal yang paling mudah untuk kita lakukan.
Bahwa rupanya menjadi nyinyir adalah hal yang paling mudah untuk kita lakukan.
Namun menjadi diam tidak selalu mudah seperti kelihatannya.

Memuji diri sendiri adalah bagian yang paling menyenangkan dan paling mudah.
Menganggap diri pantas adalah bagian yang paling asoi geboi mah kalo kata abang sule.

Beberapa orang tiba-tiba menganggap dirinya paling benar.

Darling, kebenaran hanya milik Tuhan.

Sweetheart, hidup tidak selalu tentang kuasa dan berada di ketinggian.
Mimpi dan tujuan tentu saja boleh dibuat setinggi-tingginya, tapi, lalu ingat bahwa tanggung jawab tidak semudah itu untuk dipikul.
 Bahwa berjalan keatas tidak melulu tentang membawa tubuh saja, tapi juga tanggung jawab.
Berat boleh terasa saat sadar bahwa tanggung jawab ini besar.
Tapi jangan sampai menuju keatas menjadi semakin berat karena membawa kepala yang terlalu besar.

Jangan-jangan, bukan jalannya yang semakin terjal untuk ditapak menuju puncak dan menjadi begitu melelahkan, tapi kesombongan dan arogan yang membuat langkah menjadi semakin berat.

Buddy, hati-hati, seseorang bisa menyalip perjalananmu, bukan karena dia lebih pintar atau lebih hebat darimu, tapi karena langkahnya lebih ringan untuk berserah, sedang langkahmu lebih berat karena harus memikul tanggung jawab, sombong, dan kepala besar yang menjadi satu dan bersamaan.

ih..... serem...... :(





Sakit Hati

Ada yang membicarakan kamu di belakang. 
Ada yang berspekulasi tentang kamu. 
Ada yang sekedar senyum palsu atas dasar prinsip sopan santun merk Endonesa. 
Ada yang sekedar membuat kesimpulan (asal) dari masalah yang belum diselesaikan, langsung menuju bab akhir saja, biar selesai. 
Ada yang menyakiti hati terlalu dalam, lalu cuci tangan. 
Bahkan ada yang menusuk dari segala penjuru. 

Aduh, yang seperti ini bukan hal baru. Justru klasik. Sangat klasik. Yang baru adalah teknologi. Social media adalah baru. Tapi tentang menyakiti, bukan hal baru. Sejak dulu, manusia ahlinya. 
Kamu dan saya ahlinya. 

Ini hidup di bumi. Bukan hidup di surga. 
Jadi, sebisa mungkin, memaklumkan "sakit hati" akan jadi obat yang baik untuk sehatmu. Memaklumkan, bukan membiarkan. 


*Ditulis pada tanggal 5 Januari 2015. Oh my. Sudah 7 bulan berlalu dan teronggok begitu saja di folder draft* 

-me and moment with mirror-
 





Senin, 01 Desember 2014

"Tenggelam dalam Buku"

"Karena saat halaman mulai dibuka, tulisan mulai dibaca, dan imajinasi mulai bekerja, maka disitulah hanya ada aku dan duniaku." (-Fe's-)  

Saya baru aja selesai membaca 6 novel sekaligus dalam waktu 20 jam. Kalau ditotal, semua ada sekitar 1700 halaman. Apakah mata saya baik-baik saja? Yaaa, masih sipit, masih bisa lihat yang boleh dilihat dan yang tidak boleh dilihat kok. Cuma agak senut-senut dikit, dan harus ekstra rajin gigitin wortel. Hihihi. 

Semuanya bermula dari teman saya (Char) yang berinisiatif meminjamkan saya 1 set novel Alia Zalea. Titahnya kurang lebih berpesan, selesaikan 1 set Alia Zalea, setelah itu menyusul Ika Natassa dan Christian Simamora. 

Saya suka baca novel yang dibilang orang-orang "cheesy". Saya suka baca semua jenis buku dengan genre apa saja.  Tapi ada masa dimana saya butuh yang ringan, yang simple, dengan bahasa yang nggak berat, dan mengalir aja gitu. Bahkan kadang-kadang sudah bisa saya tebak alurnya. 

Buat apa baca buku cetek begini? Buat me-refresh pikiran bro. Beban idup udah berat, boleh kan sekali-sekali baca yang ringan aja? Hihihi. 

Sooo, balik lagi ke novelnya orang Endonesa, dan dalam hal ini adalah Alia Zalea. Sebenernya saya nggak terlalu suka baca novel yang penulisnya dari Indonesia. Kalau urusannya sama yang ringan-ringan dan cetek-cetek, saya sih pilih harlequin aja. Tapi akhirnya saya terima inisiatif Char. Daann... You know lah, tadi saya bilang baru saja menghabiskan 20 jam "tenggelam dalam 1700 halaman" kan.. 

Saya kapok meng-underestimate-kan para penulis novel (kali ini genre metropop) dari Indonesia. Ya ampun! Maaf yaaa! Beneran saya khilaf! Nggak-nggak lagi deh begitu. Hiks. 

Bukan berarti saya nggak pernah baca karya bangsa yaa. Untuk kategori novel, saya pernah baca milik Kireina Enno (Selamanya Cinta), 5 cm, Place Monge, dan beberapa karya penulis Indonesia. Semua ada di perpustakaan mini saya. Tapi kalau urusannya sama metropop yang mirip-mirip harlequin? Nggak dulu deh. 

Tentang Alia Zalea, well, saya sangat menikmati. Dia sukses membuat imajinasi saya bekerja dengan hebat. Tulisannya bikin saya ngayal cowok-cowok kece yang udah di deskripsikan disitu. Secara cerita? Simple story, nggak bikin mikir berat, alurnya gampang diikuti. Berhubung saya ini bacanya 1 set novelnya, saya agak nggak setuju sama urutannya. Kurang urut aja gitu. But yeah, it's not a big deal lah. Itu kan cuma masalah selera. Kalau saya menghabiskan 20 jam tanpa henti untuk Alia Zalea, maka hasil akhirnya adalah puas. Sangat menghibur. Hihihi 

Tentang 20 jam dan 1700 halaman, oh yeah saya suka moment ini. Ini mengingatkan saya akan moment dimana saya melibas habis 1200 halaman seri harry potter yang ke 5 hanya dalam semalam. Mulai jam 2 siang, selesai jam 4 pagi, saat itu. Itulah pertama kalinya saya membaca buku sangat tebal dalam waktu yang cukup singkat (bagi saya). Yaa emang matanya cenut-cenut setelah itu, tapi saya suka. Inilah saat dimana saya bisa melupakan sejenak urusan diluar yang lagi hebat-hebatnya menjitak-jitak otak saya. I got my own world in many pages of books. 

"Tenggelam dalam buku", itu istilah saya. Saat bersama buku lah, saya nggak perlu social media yang udah bikin addict itu. Saya nggak perlu internet. Saya nggak terlalu ingat sama cemilan, which is diet aman terkendali. Saya juga bisa mengabaikan beberapa hal yang nggak penting tapi seringnya menyerang perasaan dan pikiran. Lebih santai, lebih nyaman. 

Dan begitulah. Buku juga bikin saya terinspirasi menulis. Menulis blog maksudnyaaa. Belum sehebat teman-teman yang udah bisa membuat sebuah (atau lebih) buku kok. Hihihihi. 

Akhir kata, mata saya cenut-cenut, punggung agak sakit karena kebanyakan gaya saat aktivitas membaca novel-novel ini, tapi so far, saya senang diperkenalkan  kepada metropop. Jadi kan khayalannya nggak bule mulu.. Hahaha. 

Okelah, selamat membaca ya. Saya nggak punya ide nih untuk kalimat penutupnya. Penyakit lama belum sembuh. Yuk mari deeeiiiii! 

Selasa, 18 November 2014

Tentang Antrian BBM

Tanggal 17 november, sekitar jam 10 malam, saya baru nonton berita tentang kenaikan bbm yang dimulai per tanggal 18 november 2014 jam 00.00 wib. 


Setelah nonton berita, saya ngobrol sama mama yang lagi asik beberes di ruang makan. Terjadilah percakapan tentang bbm naik sebentar lagi. Tanpa babibu mama "menghilang" bersama mobil dan pak supir. Ternyata 15 menit kemudian, beliau berkabar lewat line, lagi antri panjang di pom bensin. Saya pikir (dan bilang ke mama) ngapain ngantri, toh besok-besok juga akan tetap harus beli dengan harga yang sudah dinaikkan kan. Saya pun sempat telpon misterlove, suruh isi bensin full sebelum bbm naik. Setelah itu saya berpikir praktis itu. Ngapain juga, besok2 juga tetap isi bensin. 


Beberapa status di path pun juga berpendapat kurang lebih sama. Sampai saya pikir, banyak juga kok orang kaya di indonesia, nggak masalah sama bbm naik.


Lalu si mamah kembali ke rumah, yang ternyata tidak se-dramatis itu harus antri berjam-jam. Cukup 20 menit, beres. 


Ada beberapa hal yang bisa saya petik dari ibu saya yang cetar dan tralalatrilili ini. 


1. Tentang kenapa tetap mengantri. Jawaban beliau kurang lebih adalah bahwa mengantri atau tidak mengantri itu pilihan. Nggak perlu di perpanjang, selama mengantri dalam batas waktu wajar dan tidak main serobot. 


2. Tentang besok-besok yang tetap akan beli bensin dengan harga naik. Ada percakapan yang cukup menarik dan bikin saya diam. 


Me: ngapain sih ngantri, besok2 juga beli yang harganya udah naik kan. 

Mamak: ya emang. Yo piye meneh. Sing penting ora pengangguran. 

Me: ya kalo gitu ngapain capek2 ngantri?? Hadeeeh.. 

Mamak: nggak capek kok. Seru aja. 

Me: elaah, kayak nggak bisa beli aja. 

Mamak: kalo beneran nggak bisa beli lagi piye? 

Me: ya jual kendaraan. Kan bisa beli kendaraan pasti bisa beli isinya.

Mamak: situ ngomongnya gampang. Soalnya nggak beli pake duit sendiri. Jangan suka ngomong sesuatu yang meremehkan. Kamu belum jadi ibu rumah tangga yang pontang panting ngurus keuangan. Sarjana kok mikirnya pendek. Kamu disekolahkan bukan buat bikin omongan serba meremehkan. Ya memang besok2 akan tetap beli yang harganya naik. Tapi kamu kan nggak ngerti tentang penghematan walaupun selama sehari aja itu penting. Lha pak presiden aja naikin bbm buat penghematan bagian lain, untuk setiap harinya. Tuhan penyedia segala hal, tapi bukan berarti kita nggak pake strategi dan bebas untuk nggak hemat. Ya beginilah kalo ngerasa sudah oke cari duit sendiri, tapi nyatanya nggak pintar urusan kelola uang. 

Me: *celingak celinguk* 


Jeng, karena saya belum jadi orangtua, jadi saya nggak bisa jelaskan tentang sensasi mengantri bbm dan hubungannya dengan penghematan 1 hari. Pemahaman saya hanya sebatas bahwa antri atau tidak itu memang sebuah pilihan. 


Tapi rupanya, bagi ibu saya, selain pilihan, sebuah statement remeh temeh (atau bentuk dari kepasrahan) itu penting. Saya adalah orang judgemental yang sempat menuding mereka yang mengantri itu buang-buang waktu. Malah, saya pikir, khusus untuk mamak saya yang dibilang "mampu beli mobil" ini cuma kena semacam euphoria "last day for big sale!".


Tapi rupanya, jauh lebih dari sekedar seru dan euphoria sesaat. untuk beliau yang berjuang hebat dari nol dan dari masa ke masa, penghematan satu hari itu penting. Ada yang disebut dengan istilah perputaran uang. Maka 1000 rupiah pun menjadi nominal penting. 


Mama saya bukan orang yang suka protes dengan kenaikan ini itu. Dari jaman dulu, ketika bbm naik, tanggapannya selalu sama: "yasudah. Mau gimana lagi. Yang penting nggak pengangguran aja. Kerja harus makin giat." Tidak ada protes hebat ke presiden. 


Tapi untuk urusan yang mulai sekarang saya sebut "penghematan untuk 1 hari" itu ternyata penting. Malah, kalau untuk mama saya, terjadi penghematan beberapa hari saat mendapatkan bbm harga murah yang terakhir. Sehingga uang yang lain, bisa dialokasikan untuk hal lain yang sama pentingnya. Paling tidak, itu bisa membuat mama saya "istirahat sejenak" dari kerja keras seharian. 


Terakhir tentang mental orang kaya dan orang miskin. Kalau kata mama saya: 


"Mental orang miskin itu adalah mental orang yang suka minta-minta tanpa usaha. Ngarepnya gratis. Lha ya mama kan nggak minta bbm. Mama beli pake duit mama sendiri. Hasil usaha. Nggak pake anarkis dan serobot-serobot. Sedangkan Mental orang kaya itu adalah mental orang yang punya banyak duit tanpa banyak ngomong ini itu, tapi banyak action tentang memberi. Ya kalo urusan mengantri /tidak mengantri dikaitkan dengan mental orang kaya atau miskin ya gak onok urusane lah, iku jengene mental orang gengsi (itu namanya mental orang gengsi). " 


Hihihi. Entahlah. Mungkin ini adalah statement dari mental orang waras, terlepas dari kaya atau miskin ya. Hahaha. 


Mama saya tidak selalu benar. Selalu ada argumen dan argumen karena tidak ada manusia yang benar-benar ingin dikalahkan. Saya yang menganut paham anak muda praktis dan mental gengsi ini cuma bisa diam,merenungkan, dan ingin menuliskan, mumpung blognya jarang update. 😁


Saya orang yang suka berargumen pada mama saya. Tapi untuk sekali-kalinya, diam dan merenungkan kata-kata beliau adalah hal yang paling tepat. 


Jangan meremehkan hal-hal yang bahkan tidak bisa diremehkan...


Harga bbm naik? Iya. Jangan banyak protes. Tapi yang jelas, kenaikan bbm bukan urusan remeh temeh lho. Pak presiden aja mikirnya gila-gilaan untuk keputusan besar ini. Jadi bahkan sampai urusan mengantri pun, termasuk whole package dalam sebuah keputusan besar, dan bukan arena judging dan masalah mental kaya dan miskin. Tidak perlu statement menjerumuskan dan serba penghakiman. 


Lalu apakah mengantri itu penting? Saya sendiri sih sampe bbm sudah naik ini, tidak berniat mengantri. Mungkin Motor saya pun sudah merasakan minum bbm yang sudah naik harga. Tapi paling tidak, mulai sekarang saya bisa mengerem mulut dan jari untuk mengomentari mereka yang sudah mengantri. 


Apakah tulisan ini mewakili semua orang yang mengantri bbm? Ah enggak juga. Nggak seheboh itu lah. Saya cuma kenal dekat 1 orang dalam seluruh antrian yang terjadi: mamak saya. 


Karena bagi saya, ini bukan masalah mewakili atau tidak mewakili. Ini hanya masalah sharing untuk melihat dari sisi berbeda, yang kok pas banget dilakukan oleh mamak saya sendiri. 


Mak, makasi laaa kau sudah jadi bagian dari antrian bbm. Jadi aku punya otak cerdas ini tidak dipakai untuk judging orang laah. 


Gaes, ini bukan tentang antri/tidak antri, kaya/miskin, mampu/tidak mampu, praktis/tidak praktis, norak/tidak norak, hemat/tidak hemat. 


Ini hanya tentang urusan judge/not judge. 


Dan Gaes, ini tentang antri bbm. 

Bukan tentang protes bbm naik. 

Semoga masih fokus.

Hihihi. 

Senin, 10 November 2014

PERSAHABATAN

Persahabatan tidak menuntut dan mengatur kehidupan satu sama lain. 

Persahabatan bukan urusan menghakimi atau menunjuk dengan lidah yang tajam. 

Persahabatan bukan tentang pertemuan yang terjadi sejak kecil, sejak belasan tahun lalu, dan bertahan hanya dengan sekedar sapa atau "berteman" di media sosial. 

Persahabatan adalah dukungan dan pelukan yang hangat saat suka dan duka. 

Kalau yang sebaliknya terjadi, mungkin perlu berikan tanda tanya di hati, 

"Apakah mereka sahabatmu?"



Me and Moment with mirror

Rabu, 01 Oktober 2014

It's been 7 months!

Oh my!!!

Apa-apaan ini! Baru cek and ricek, ternyata update-an terakhir bulan maret aja. Sudah terlewati 7 bulan! Oh tidak! Teman-teman blogger jangan hapus saya dari daftar ya. hihihihi.

Kalau sibuk amat sih enggak. Jelaslah lebih sibuk pak Presiden. Ajudannya aja lebih sibuk daripada saya. Hihihihi. Kalau istilah yang diajarin sama Mr.Love sih "aku mah apa atuh". Hehehe.

Sempat curhat ke salah satu teman yang ketemunya juga di blog ini. Saya bilang, kok ketertarikan saya untuk menulis, menukik tajam ya. Padahal, di lubuk hati yang paling dalam, saya suka menulis, ingin berkarya dalam tulisan, dan membuat tulisan saya menjadi hidup.

Apakah 7 bulan terakhir tidak ada cerita? Ada dong! Banyak banget! Setiap bulan selalu ada cerita. Bahkan, saat saya sedang mengetikkan tulisan bersahaja ini, ada cerita yang sedang terjadi. Eh, tapi ntar jadinya bergosip! hihihi.

Nggak terasa udah bulan oktober aja. Sebentar lagi tahun 2014 habis. Rasanya baru kemarin saya merayakan tahun baru.

Apa #OctoberWish saya? Semakin kuat, kuat, kuat, dan kuat. Bukan ingin jadi wonder woman. Kalau hidup nggak berat, inginnya sih jadi woman yang biasa-biasa aja. Tapi kadang-kadang situasi membuat pilihan menjadi begitu sedikit. Buat saya sih, pilihannya: lemah gemulai tidak melangkah, atau sekuat-kuatnya melangkah dan dikuat-kuatin bergerak. Lha yaiyalah saya pilih yang terakhir. Kalau tidak melangkah, saya pasti tertinggal. Kalau tertinggal, saya nanti sendirian. Kalau sendirian, nanti kan jadinya atutttt tluss seyeeemm gituuuuuu.... Edeehh, mulai ngaco! hahaha!

But, finally, I have to say, These days must be great and always be great. 

Salam hangat, bulan Oktober.
Tolong, jangan sering hujan. Perempuan yang ini tidak suka hujan dan berencana tanning.
Ya kali, kulitnya bisa se-eksotis Asa Akira. Kulitnya doang!

HAYO SIAPA YANG TAU ASA AKIRA??
HAYO YANG NGGAK TAU PASTI PADA GOOGGLING YAAAA!
HAYO YANG UDAH NEMU PASTI PADA DOWNLOAD YAAAA!

Ish udah ih. Nanti di block sama Ormas suci kan bahayak!

Ciaobella Marbella Syalalla!





Selasa, 04 Maret 2014

RANDOM PENUH TOTALITAS

HA!

Akhirnya saya menulis lagi. Hehehe. Sudah lama sekali ya... Saya lagi oldies banget nih, lagi asik nulis di Diary aja. Sok misterius gitu ceritanya. Hahaha. Jaman sekarang mana bisa misterius sih. Apalagi ada media sosial. Gatel pengen diperhatiin sejuta followers! Hahaha.

But now, yeah, I missed this blog so much. Dulu, paling nggak, 2 hari sekali bisa posting tulisan. Biar galau, yang penting dibuat dengan se-creative mungkin. Begitu dibaca, meskipun terdeteksi galau, tapi paling nggak ada apresiasinya dong. hahahaha *maksa banget*

Kalau sekarang? Sebenernya, sibuk banget juga nggak. Tapi malasnya luar biasa. Padahal banyak banget masalah-masalah yang bisa diumbar disini. Hebohnya bisa melebihi DEPE yang masuk penjara, atau Angelina Jolie yang nambah anak (wait, yang ini fiksi belaka yaaa).

Otaknya beku nggak cair-cair, dari jaman kapan deh saya laporan kan tuh, bilang otak saya sedang beku. Tapi sampai global warming begini kok gak mencair ya...

Sigh. Impian saya menjadi novelis semakin jauh, meskipun impian ini bukan yang paling utama. Impian saya sebenernya jadi istri si itu tuh... (Curhat!) hahahaha.

Well, yeah, ladies and gentleman, hidup nggak pernah "gitu aja". Biar dikata lagi bosen banget juga deh, tapi nggak pernah "gitu-gitu aja". Selalu ada yang mengejutkan. Life is never flat. Perkaranya adalah, kejutannya ternyata nggak selalu menyenangkan, ada juga yang memuakkan. Pengennya nggak usah dikejutin aja deh, tapi yah, namanya juga kejutan kan, datang tak diundang, pulang tak diantar. Nggak perlu pulang malah. Errr....

Apakah hidup saya belakangan ini "gitu-gitu aja" ? Nggak juga kok, hidup saya "kok gitu banget sih??"... hahahaha.

Kita nggak pernah menduga apa yang akan terjadi. Nggak cuma cuaca aja yang berubah-ubah, Orang pun juga berubah seiring berjalannya poros bumi ini. Masalahnya, banyak manusia, termasuk saya, nggak sadar, nggak notice, kalo berubahnya bisa negatif atau positif.

Tenang, kabar baiknya, Tuhan nggak pernah kasih pencobaan melebihi kekuatan yang dititipkan pada kita kok. Kalau udah termehek-mehek begini, pasti panggil-panggil Tuhan deh. hehehehe, peace GOD!

Selain daripada yang ini dan yang itu, menunggu memang hal yang sungguh membosankan dan merana, mending deh kalo nunggunya rame-rame gitu ya, bisa disambil ngemil cantik bareng yang lain. Lah kalo nunggunya sendirian? Haaaalooooooo.... Derita Loh, Fe.

Eits, tidak se-me-ngeri-kan itu kok. Disinilah waktunya praktek, the art of Loneliness. Cari deh tuh sisi artistiknya dari kesendirian. Hehehe.

Tapi kalau dipikir-pikir, kita nggak pernah sendirian kok. Ada Tuhan. Tuh kan, Tuhan, dicari-carinya kalo udah sendiri dan merana gini deh. Bandel banget yak. hehehe.


Nah jadi gitu deh ladies and gentleman. Sebenernya saya mau ngomong apa sih? Ini memang random yang total dan nggak tanggung-tanggung.

Pada intinya, saya sedang meresapi arti kejutan dan hidup yang nggak pernah "gitu-gitu aja" itu. Kalo kata agnes monica di salah satu iklannya: Life is never flat.

Kalo kata saya di salah satu iklan yang belum pernah ditayangkan sama sekali: life is life.


Bye. *hela nafas*



Senin, 13 Januari 2014

BACA DONG! BACA POKOKNYA BACA!

Halo 2014.

Ah elah.
Udah 13 hari berjalan dong tahun 2014 nya.
Tidak ada kata terlambat sebelum tiba hari ke 365 kan... *Maksa*

Ini dia, blog yang kadang diisi, kadang tidak diisi. Layout nya udah diganti berkali-kali. Warna Background-nya juga udah diganti berkali-kali. Tapi followersnya segitu-gitu aja (hiks).
Akhirnya kamu masuk juga ditahun 2014, nak.

Well, sebenernya saya nggak tau mau nulis apa. Miris aja, sejenak lupa dengan blog yang sudah seperti "rumah" sendiri untuk setiap uneg-uneg dan kata-kata yang tidak tertampung oleh otak di kepala saya ini. Lalu, begitu ingat, cepat-cepat buka, eh nggak tau deh mau nulis apa. Tapi kalo nggak ditulis-tulis-in, kasian atuh blognya, sepi yah... hiks.

Selamat menjalani tahun 2014 dengan segala gaya dan metode dan rumus hidup. Semakin tahun tidak semakin mudah, soalnya kita nggak semakin muda. Keriput udah mulai ngintip (Horay saya enggak dong!), Keluarga besar udah mulai pasang perisai tanda (sok) pahlawan buat nanyain urusan kawin-meng-kawin secara terus menerus dan tiada henti. Presiden udah mau ganti lagi, Dolar mahal bener. Badan nggak kurus-kurus. Halah... pokoknya gitu deh.

Tapi kalo masih hidup sampai sekarang, berarti apapun yang terjadi, tidak lebih besar dari kekuatan yang dititipkan padamu kan, ceu (thanks God).

Mari semangat menjalani 2014. Buang timbangan biar nggak semakin mengintimidasi urusan berat badan. Tutup mata tutup telinga sama keluarga besar yang merecoki urusan pribadi, karena kalau perhatian dan pahlawan betulan, mereka akan mendoakan dan menyemangati, bukannya bertanya-tanya dengan wajah kepo dan sok kuasa plus berisik total. Say yes pada pekerjaan yang membuat nyaman dan berkembang. Say no pada atasan yang bermuka dua. Sering cek promo tiket, holiday itu perlu dan wajib keleus.

Lalu yang terakhir tapi bukan yang paling terakhir: peduli amat keriput, yang penting senyum nggak pernah absen dan happy selalu ada dihati. CIEEEEHHH FERAAAA!


Happy new year guys. BELOM TERLAMBAT! *siap-siap lempar sempak buat yang bilang telat*

By the way, saya lagi nyiapin nama buat fans saya nih. Itung-itung persiapan buat terkenal taon depan, jadi gak perlu kelabakan gitu deh begitu muncul di inpoteimen. minimal E! lah....
Kurang kerjaan banget kan. Yah begitulah.... saya kurang kerjaan, kurang duit juga buat liburan ala Khadarsian di bulan april nanti. Tolong! :'(

-Fe yang berdebar-debar memikirkan honeymoon di dubai #eh (iya, iya, kalo udah nikah nanti! ih ne-think) - 

Rabu, 04 Desember 2013

DECEMBER, 4TH. (ANOTHER REFLECTION)

hahaha. 
HAHAHA. 
HAHAHAHAHAHAHAHA.

Akhirnya datang lagi tanggal 4 desember ini. Setiap kali 4 desember tiba, jujur, saya selalu agak tidak bersemangat dan ogah-ogahan. Saya dihadapkan kenyataan kalau usia bertambah, saya tidak lagi berumur 10 tahun. Beberapa bagian tubuh agak membengkak dan aaaaaaakkk. 

Tapi kali ini saya mau ambil waktu untuk bersyukur saja. Setiap tahun selalu ada kejadian yang memorable. Biasanya bikin nguras pikiran, tenaga, dan air mata, sampai terlalu malas untuk menyambut 4 desember yang adalah tanggal istimewa untuk saya. Tapi, Tuhan memang baik. Kalau ada yang bilang "selalu ada alasan untuk mengucap syukur", itu bener banget! 

Saya bersyukur karena akhirnya masuk di usia baru, lagi. Nggak masalah menuju penuaan, yang penting urusan pendewasaan dan bijaksana nggak ketinggalan. Tahun ini bukan berarti happy always tralala. Ada naik turunnya juga. Namanya juga kehidupan yah. Hehehe. Tapi paling tidak, selalu ada hikmah yang bisa diambil. 

Saya baru saja buka-buka posting lama. Apa sih yang saya tulis ditahun sebelumnya? (ada DISINI ). Ternyata tahun lalu saya gila-gilaan bok galaunya. Heboh sakit hatinya. Makjang menderitanya. Tapi nyatanya saya masih bisa bilang terimakasih dan mendentingkan sampanye bersama Tuhan, saat itu. 

Kalau gitu, sekarang tidak ada alasan bagi saya untuk tidak bersyukur. Satu tahun recovery dari Tuhan bener-bener hebat dan luar biasa. Hari ini, bukan berarti semua berjalan mulus-mulus dan cantik-cantik saja. Ada saja hal yang bikin saya menghela napas dan bilang "kok begini sih..." 

Tapi lagi-lagi, lebih banyak alasan bagi saya untuk bersyukur. Hopefully, everything will be good and great. Ada beberapa doa yang saya sampaikan sama Tuhan. Ada beberapa target yang ingin saya capai untuk satu tahun kedepan. Finansial yang lebih baik, posisi pekerjaan yang lebih oke, hubungan yang lebih serius, dan lain-lain. haha. Amin amin. Tapi mungkin yang harus saya ingat dan saya tulis disini, karena one day, saya akan buka lagi postingan ini, yang terpenting bukan hanya target yang tercapai, tapi tentang bertahan dalam proses dan berjuang tanpa menyerah. Selebihnya hanya harus menyerahkan urusan waktu kepada Sang pencipta Waktu. Yang biasanya susah yee dilakukan. hihihi. 

Ganbatte! Semangat! Hokya! Selamat bertambah usia, Fera Suliyanto! Selamat bertambah usia, teman-teman yang pas berbarengan lahirnya ditanggal yang sama. Apapun yang terjadi, everything always be great, kalo gak gitu, gak rame deh. hahaha. 

Mengutip doa tahun lalu (tidak akan pernah berhenti berdoa tentang ini:)

"My dear God, 
I ask for humility and an attitude of grateful heart.
I ask for strength to forgive and release. 
I ask for courage to step forward.  I ask for blessing from You to bless others.
And, I ask for pipi tirus. Amen. "
 
"Give thanks, with a grateful heart...."
 
 

Selasa, 19 November 2013

Disitulah Kejatuhan Dimulai.

Saat tidak punya harapan,
Disitulah kejatuhan dimulai.

Saat berharap pada manusia, 
Disitulah kejatuhan dimulai. 

Saat berharap terlalu banyak,
Disitulah kejatuhan dimulai.

Saat berharap diutamakan,
Disitulah kejatuhan dimulai.

Saat berharap pada yang terbatas, 
Disitulah kejatuhan dimulai.

Saat berharap tanpa arah,
Disitulah kejatuhan dimulai.

Saat berharap uang jatuh dari langit,
Disitulah kejatuhan dimulai.

Saat berjalan dalam licin,
Disitulah kejatuhan dimulai.

-Saat melihat genangan air dan berharap terlalu banyak pada yang terbatas-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...