"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Senin, 27 Juni 2011

Kubu hujan dan Kubu panas

Kata mereka, dalam rintik hujan terdengar alunan musik yang indah. Bunyi rintik-rintik yang mengenai genteng dan aspal bisa menghasilkan suara merdu.

Tapi aku lebih suka mendengar angin berdesir di musim hangat. Ombak bergulung-gulung dibawah matahari terik. Dan tentu saja jalanan tidak becek sehingga kaki-kaki boleh berciuman dengan aspal tanpa takut berlumpur.

Mereka suka memandangi hujan dan mencium bau tanah ketika sedang hujan.

Tapi aku lebih suka memandangi laut yang berkilau-kilau karena matahari.
Dan mencium bau rumput kering di padang ilalang.

Ah, urusan hujan dan panas, selalu ada dua kubu berselisih. Kusebut kubu hujan dan kubu panas.

Namun ada dua hal yang pasti terjadi di kedua kubu.
Ada pelangi sehabis hujan, dan bau keringat dimusim panas.
Semoga dua hal ini menyatukan kami yang bercerai di dua kubu.
Sama-sama senang menyambut pelangi dan sama-sama sebal dengan bau keringat.

 :)

catatan si gadis yang sedang galau dan kurang kerjaan 

images random from google


Minggu, 26 Juni 2011

Si kaki kecil.

Si kaki kecil berlari-lari, memakai sepatu dengan bunyi berdecit. Bunyinya cukup memekakkan telinga. Membuat telinga berdenging. Tapi si kaki kecil tetap berlari. Langkahnya tertatih-tatih. Tapi ia tidak berhenti. 

Lalu ia jatuh. Hening. Suara decitnya berhenti. Telinga berdenging pun ikut berhenti. Lalu ia menangis keras. Kali ini bukan lagi telinga yang berdenging, tapi hati pun ikut pilu.

"Oh, cup cup. Tidak apa terjatuh asal kau berdiri kembali." Kata si ibu sambil menepuk-nepuk lembut kepala si kaki kecil. Beberapa menit kemudian, si kaki kecil meronta minta dilepaskan dari pelukan ibunya. Si ibu melepasnya dan si kaki kecil pun kembali tertatih. Namun ia berusaha berlari, lagi. Tidak kapok dengan kejatuhannya. Luka di lutut terlupakan. Kali ini lebih bersemangat. Bunyi sepatunya kembali berdecit. Lambat laun terdengar seperti alunan musik.

Ah, ya. Si kaki kecil berlari dan menari. Diiringi tawa dan senyum lebar dari mulut kecilnya. Binar matanya menusuk, mengajak siapapun untuk ikut bersemangat dan menari bersamanya. Decit sepatunya tidak lagi memekakkan telinga. Angin dan rumput ikut menari bersamanya.
Si kaki kecil masih tertatih, masih luka. Namun ia tetap berlari. Dan menari. Dan tertawa. 
Oh, ibu mana yang tidak tersenyum melihatnya.

Si kaki kecil pasti akan terjatuh, lagi. Pasti akan terluka, lagi. Pasti akan menangis, lagi.
Tapi si kaki kecil pasti akan berdiri, lagi. Pasti akan berlari, lagi. Pasti akan menari, lagi. Pasti akan tertawa, lagi.
Karena ia tahu, ada pengawas untuknya, yang akan mengangkatnya dan memeluknya, melepasnya, lalu mengijinkannya berlari lagi, hingga orang lain akan tersenyum bersama-sama dengannya. 

Ah, jangan lupa decit sepatunya. Decitnya akan kembali membentuk alunan musik riang. Hingga angin dan rumput ikut bersenandung.

Si kaki kecil. Berlari, jatuh, menangis, bangkit, berlari, menari, dan tertawa. 

images from here


Jumat, 24 Juni 2011

Please, stop the time!

 "The time. It never runs out. It never stop." (-Fe'S-)


Tik tok. Tik Tok.

"Satu, dua, tiga, empat, lima......"

Tik tok. Tik....

"Run, stop, run, stop, run, run, run, rush, rush, hosh, hosh, hosh!"

Tik tok.....

Uh. Waktunya tidak pernah habis. Waktunya tidak pernah berhenti. Tidak bisa habis dan tidak bisa berhenti.
Yang habis hanya nafas dan yang berhenti hanya kaki yang lelah.
Dan mungkin keduanya akan habis dan berhenti diwaktu bersamaan.

Ah, time. Can you just stop for a while? 
I'm tired and almost out of breath because of you.

Ah, time, for a moment, you are more complicated than love. 

images random from google


Selasa, 21 Juni 2011

Far away.

I'm with You. 
I'm talking about You.
I love You.
I put my trust on You.
I know who You are.
I can't hide everything from You.
I know You are here, beside me. 

Then, why do I feel so far away from You?

images from HERE



Sabtu, 18 Juni 2011

Cerita Kecil Saja

Saya jadi teringat sebuah kisah kecil hampir 2 tahun yang lalu. Kisah kecil yang berawal dimana ketika keluarga kecil kami mendapatkan tragedi itu. Bukan sesuatu yang sangat penting untuk semua manusia. Tapi sangat penting untuk saya pribadi. Sebenarnya saya terlalu malas untuk mengingat masa-masa tersuram dalam hidup saya. Tapi hari ini tiba-tiba saja didepan wajah saya, seperti ada yang menyodorkan gambar-gambar kecil. Dan tiba-tiba teringat kenangan itu.

Hari itu adalah hari dimana kakak saya ditemukan tergeletak bersama suaminya di rumah baru mereka dan tidak pernah terbangun lagi sampai seterusnya. Hari dimana kegemparan terjadi dan mengubah hampir seluruh skenario masa depan yang sudah saya rencanakan. Ada sebuah kisah dramatis kecil yang mungkin terlewatkan oleh beberapa orang karena begitu sibuk mengurus ini itu, pada saat itu.

Ketika kami mendapat kabar yang membuat jantung berdisko itu, Dari kami bertiga, papa lah yang paling pertama menuju rumah kakak saya.  Waktu itu mama sedang di Surabaya, sedang saya sendiri berada di Jogja sehingga saat itu secara geografis papa lah yang terdekat dengan kakak saya.

Singkat cerita, ketika itu papa datang melihat kakak saya yang sudah tidak bernafas lagi. Lalu dia menciumi kakak saya sambil menangis. Papa? Oh ya ampun. Saya tidak pernah melihat papa menangis. Papa juga tidak sering menunjukkan kasih sayangnya dalam bentuk sentuhan, terlebih pada kakak saya.  Sebenarnya waktu itu saya juga tidak melihatnya secara langsung. Hanya mendengar cerita. Sungguh miris. Kakak saya dipeluknya, dan dengan kondisi mengerikan itu, diciumi wajah kakak saya. Membayangkan saja, sudah membuat saya menangis hebat. Sebenarnya saya bersyukur tidak melihat adegan itu, karena saya pasti akan pingsan.

Mereka sibuk mengurus ini itu, cerita kecil ini terlewat begitu saja. Tapi hati papa, siapa yang tahu? Dia menyimpan kondisi terburuk anaknya didalam hatinya sendiri. Menyimpan kenangannya untuk dirinya sendiri.Tidak membaginya bersama mama dan saya karena tidak ingin membuat kami lebih terpuruk. Lalu setelahnya, Ia berusaha bertahan dengan kenangan terpahitnya. Sampai pada hembusan nafasnya yang terakhir. Pada akhirnya, belajar melepas pengampunan pada mereka yang menorehkan tinta merah pada keluarga kami.

Ah, tidak bermaksud mengungkit luka sendiri dan meminta belas kasih orang lain. Tapi hanya ingin menunjukkan betapa mereka yang disebut orangtua, pantas mendapatkan hormat dari anaknya. 

Papa dan mama bukan sosok ayah dan ibu sempurna. Bukan pemberi kebahagiaan setiap menit. Bukan tidak menuntut apapun dari anak-anaknya. Bukan tidak pernah salah. Bahkan mungkin jika dikalkulasi, kesalahannya sudah tidak dapat dihitung karena begitu banyak. Tapi mereka tidak pernah mengingkari komitmen. Otak tidak pernah berhenti berpikir keras untuk menjadikan anak-anaknya hebat. Menawarkan kesetiaan hingga kami boleh tetap memanggilnya papa dan mama sampai pada garis finish hidupnya.

Jika begitu, ketika mereka yang disebut orangtua, "tersandung" dan melakukan beberapa kesalahan yang menyinggung ego si anak, maka mereka tetap akan mendapat penghormatan yang tinggi dari anaknya, kan?
Siapa anak sehingga memojokkan orangtua karena mereka menyinggung ego dan tidak sejalan dengan pikiran anak? Karena mereka yang akan pertama kali menghadang lawan anaknya. Mereka juga yang akan menangis paling hebat dan menyingkirkan gengsi ketika terjadi hal buruk pada si anak.

Ya.Mereka tetap harus mendapatkan penghormatan anaknya. Salah atau tidak, adil atau tidak, karena memang sudah ditentukan begitu adanya.

Dedicated for Daddy in heaven, my super mom, and all parents.

images random from google


Jumat, 17 Juni 2011

CONTROLLING


"If  I can't control anyone or anything, at least I can control my own self." (-Fe'S-) 


The same rules for you.

If you can't control anyone or anything, at least you can control your self. 

images from here

Rabu, 15 Juni 2011

BROKENNESS

Waktu itu dia menangis. Meratapi nasib dan menyatakan kekalahan. Melontarkan pengakuan yang cukup mengejutkan. Menyesali kesalahan dan terpuruk hebat.
Waktu itu dia tidak mampu bicara. Hanya sesenggukan dan melontarkan makian. Kemudian menangis lagi. Begitu sepanjang hari.
Katanya dunia seperti hancur. Katanya lebih baik mati saja. Katanya tidak ada lagi masa depan yang dimiliki. Katanya bagaimana bisa bermimpi lagi. Katanya tidak mampu berdiri lagi.
Terseok-seok dan menggelepar seperti ikan dilempar ke darat.

Aduh, gadisku. Bagaimana caranya menghibur dirimu yang sedang jatuh. Bisa saja ini waktumu untuk menangis saja. Tidak mendengarkan dan hanya menangis. Bisa saja itu jalanmu untuk bisa berdiri kembali. Urusan hidup tidak bisa diputar-putar seperti memutar jarum jam pada arlojimu. Jika tampaknya rusak dan fatal, yang terbaik untuk dilakukan adalah memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dan menjaga yang belum rusak. Menghukum dan memukul diri sendiri hanya akan menambah luka dan membuang-buang waktu.Yang pasti dari kehidupan adalah bahwa ketika semua nampak rusak dan membusuk, tetap masih ada bagian-bagian kecil yang baik dan tidak berborok.
Karena itu mungkin ini saatnya kau mulai memberi perhatian pada bagian-bagian kecil dalam hidupmu, supaya kau bisa melewati hidup sampai dengan garis akhir yang sudah ditentukan oleh tangan yang membentuk dirimu.
Katakan kesalahanmu fatal, tapi kau bukan hakim atas hidupmu. Begitu juga orang lain.
Jika masih bernafas dan sedang disibukkan dengan berbagai masalah lama dan baru, maka itu kesempatan untukmu memperbaiki apa yang disebut rusak.
Jika belum mampu membangun kembali mimpi dan merencanakan masa depan, maka sebaiknya kau menggunakan waktumu untuk belajar berdiri dan berjalan. Kaki yang patah belum tentu tidak bisa berjalan. Hati yang terluka belum tentu tidak tersembuhkan. Optimis untuk sisa kehidupan adalah obat penawar yang paling indah. Menengok kebelakang dan mengungkit kesalahan adalah bodoh.


Untukmu yang sedang merasa bersalah dan terseok-seok.

images random from google


Senin, 13 Juni 2011

More than ordinary.

"I am more than ordinary, and they said that I am weird" 

Aku menulis diatas kertas berlubang. Aku berjalan dengan mata tertutup.
Aku bermimpi tanpa batas. Aku menghadapi duka dengan tawa.
Aku berlari dan memakai sepatu kerja. Aku makan dan menggunakan kaki.
Aku menangis dan mengeluarkan mutiara. Aku merangkai bunga edelweiss.
Aku merangkai kata tanpa makna tersurat.

Lalu mereka bilang aku aneh.
Lalu mereka bilang rangkaian kata ini aneh. 

Aku bukan biasa saja.
Aku lebih dari biasa saja dan mereka bilang itu aneh.
Aku berbeda dan mereka bilang itu aneh.
Aku melakukannya dan mereka bilang itu mustahil.
Ah, peduli apa. Mereka dengan kebiasaannya, aku dengan kebiasaanku.
Katakan aku aneh dan mustahil, aku tetap menari salsa dengan lagu HipHop.

images from here

Sabtu, 11 Juni 2011

Click!

Once upon a time..


Me, My Nikon, and Photoshop, in action.

 I called it "beautiful moment on beautiful sunshine".






Rabu, 08 Juni 2011

Us.

Dulu sekali, kami hanya saling melirik. Basa basi dengan senyum singkat dan sekedar berkata "halo". Kemudian kini, kami bergandengan tangan. Meremas pundak tanda menyemangati. Memeluk tanda menghibur. Tidak hanya tersenyum singkat, tapi saling bertukar tawa dan sedih. Bahkan bertukar marah. Lalu bertukar maaf. 

Kami sedang belajar berjalan. Belum cukup waktu untuk mengerti dan percaya penuh. Belum cukup waktu untuk mengendalikan ego dan godaan. Karena itu doa yang selalu kami ucapkan dihati dan dimulut yaitu agar kami tetap diberi kesempatan untuk bersama. Untuk belajar mengerti dan percaya. Untuk belajar mengendalikan ego. Untuk berbagi kebahagiaan. Untuk membangun dan mewujudkan mimpi bersama-sama. 

Ada sebagian yang optimis. Ada sebagian yang pesimis. Optimis untuk meneruskan mimpi hingga happy ending, hingga pada langkah yang sangat serius. Pesimis untuk bisa meneruskan mimpi hingga happy ending, hingga pada langkah yang sangat serius. 

Tapi bukankah manusia diberi kesempatan untuk memilih? Maka kami memilih optimis. Optimis untuk bersikap optimis dan berusaha tidak menyesal ketika di ujung nanti ternyata tidak menemukan apa yang disebut happy ending versi kami. 

Kami muda. Kami labil. Kami bahagia. Kami sedih. Kami muluk-muluk. Kami bersemangat. Kami egois. Kami belajar memahami. Kami bergandeng tangan. Kami menikmati hari. Kami marah. Kami saling memaafkan. Kami sepakat dengan prioritas utama yaitu TUHAN. 

Ya. Kami. 

Baru dua tahun. Baru merangkak.
Belum bertahun-tahun. Belum menjadi satu. Belum benar-benar terikat. Belum menyempurnakan hubungan. 
Tapi sudah optimis. sudah sepakat dengan kebersamaan dan kepastian. sudah siap dengan segala hasil akhir. 

Sisanya: Biar Tuhan yang berkreasi.

Kami sedang menikmati 2 tahun dan sedang bersiap-siap dengan tahun-tahun berikutnya.

:)





Senin, 06 Juni 2011

Good Bye you, disturber.

Too much. Disturbed. Disgusting. and Fake. 

It's Past. But unforgettable.

Unforgivable. Yeah, you.

Called ego.  Whatever.


"I hope you dissapear from this wonderful earth." That's the real meaning of Ego. 


Difficult for forgiveness. But it must.

Forgiving and understanding. On progress.

Patience. On the way. fiuh! 

Case closed.  For future. 


I'm move. Good bye you, disturber. 














Minggu, 05 Juni 2011

"it's not your business"

Jika tidak tahu permasalahannya, maka jangan bergunjing.

Jika hanya mendengar dari satu pihak, maka jangan menghakimi.

Jika namamu tidak pernah dilibatkan, maka jangan ikut campur. 

Jika kau manusia bermoral, maka berhenti mengendus masalah orang lain.

Jika kau cukup perhatian pada hidupmu, maka urus saja masalahmu sendiri. 

Jika kau punya otak untuk berpikir, maka pikir saja masa depanmu, alih-alih memikirkan gosip berikutnya.

Jika kau cukup dewasa, maka simpan saja semua informasi yang tidak berkaitan denganmu, dalam hatimu.

Jika kau berjiwa besar, maka sebaiknya kau menutup mulut besarmu mulai sekarang. 

Jika kau tidak bodoh, maka kau pasti mengerti.

Jika kau bukan semua yang dipaparkan, maka abaikan saja tulisan ini. 

Ditulis dengan hangat. 
Teruntuk,
Kau yang suka bergunjing, bergosip, menghakimi, dan ikut campur urusan orang lain. 



Sabtu, 04 Juni 2011

Me. On. Me.

Favorites. 
Photographs. Sunshine. Historical romance novels. Pillows. Strawberry. Smart phone. Automatic motorcyle. Sun glasses. Beach. Moneys. English grammar' book. Stiletto. Flat shoes. Etnic bag. Black. White. Blue. Dark Brown. Summerdress. Wedding gown. Golden retriever. Jazz. FOODS. 

Priorities
Mother. Him. Best friend. Friends. Father. Sister. Me.

The Most Priority.
GOD.

Dislike.
Rain. Communication' theories. Wedges. Green. Metal. Mathematics. Hitler.

On dream.
London. Bora-bora. Hawaii. Great career. Billionaire. Peace. Culinary presenter. Beach-style wedding. 


On progress.
Make dreams' list come true. 

images from here
 

Jumat, 03 Juni 2011

WAR and PEACE for THE RIGHT TIME.

"Aku cinta damai. Tapi aku tidak akan ragu mengambil tombak, jika memang itu dibutuhkan. Dalam dan untuk setiap aspek hidupku." (-Fe'S-) 

Saya cinta damai.
Saya ingin damai.
Saya mendambakan kedamaian.
Dalam dan untuk setiap aspek kehidupan saya.

Tapi saya tidak akan ragu untuk berperang, jika memang itu diperlukan.
Saya tidak akan ragu mengambil tombak, jika memang itu dibutuhkan.
Saya tidak akan ragu merancang strategi dan melawan, jika memang itu diharuskan.
Dalam dan untuk setiap aspek kehidupan saya.

Jika pertanyaannya adalah, kapan waktunya untuk berdamai atau berperang? 

Kapan saja jika itu tepat dan sesuai.
Untuk itulah seharusnya manusia menggunakan apa yang disebut "bijak".
Untuk tahu dan peka pada waktu yang tepat dan sesuai. :)



images from here


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...