"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Kamis, 09 April 2009

PERBEDAAN SELALU MENYAKITKAN?

Kenapa harus ada perbedaan di dunia ini? Orang bilang perbedaan ada untuk memberikan warna pada dunia ini. Tapi, apa yang terjadi jika warna yang dihasilkan dari perbedaan tersebut adalah warna-warna kelam? Apakah setiap orang masih menginginkan perbedaan tersebut? Yang banyak terjadi justru perbedaan-perbedaan yang ada menyebabkan satu sama lain merasa “sakit”. Bagaimana jika perbedaan-perbedaan yang ada hanya akan menimbulkan peraturan-peraturan yang konyol dan menjijikkan? Bagaimana jika perbedaan-perbedaan yang tercipta hanya akan menimbulkan ketidakpercayaan antara satu dengan yang lainnya? Apalagi ketidakpercayaan tersebut ditujukan untuk diri kita sendiri oleh orang-orang disekitar kita yang benar-benar qita sayangi? Bagaimana jika perbedaan-perbedaan yang ada hanya akan membentuk kesombongan-kesombongan yang membuat kita merasa diremehkan, dihina, dan merasa tersakiti, apalagi kesombongan tersebut datangnya dari orang-orang terdekat kita yang benar-benar kita sayangi? Bagaimana jika perbedaan-perbedaan yang ada hanya akan menimbulkan peperangan satu sama lain, yang satu membunuh yang lain, dan yang lain akan membalas dengan lebih sadis terhadap yang satu? Apakah perbedaan-perbedaan tersebut masih akan memberikan warna yang cerah? Warna-warna pelangi yang indah, dimana setiap makhluk selalu menanti-nantikan datangnya warna tersebut?
Rasanya, kalau perbedaan-perbedaan tersebut memberikan efek-efek yang tidak menyenangkan seperti ini, lebih baik tidak ada perbedaan, lebih baik dunia tidak berwarna, lebih baik buta warna, toh tidak ada bedanya warna-warna pelangi ataupun warna-warna hitam-putih yang dihasilkan dari perbedaan tersebut, karena pada kenyataannya, perbedaan ada untuk menciptakan rasa sakit, tidak percaya, ragu-ragu, kesombongan, penghinaan, rendah diri, tindakan kriminal, hasrat ingin mendapatkan kekuasaan, nafsu sesat, dan, apasaja yang bentuknya “hitam dan kelam” didunia ini.

Kamis, 02 April 2009

AKU DAN DIA

Ada sebuah batu yang sangat besar, yang sangat berat, berada didepanku. Batu itu menutupi arah jalanku selanjutnya. Batu itu tidak dapat dipindahkan seorang diri dan membutuhkan kekuatan yang sangat besar untuk memindahkannya. Tiba-tiba datanglah Seseorang, Ia menawarkan dirinya untuk membantuku memindahkan batu tersebut. Saat aku dan Dia mulai menggesernya bersama-sama, batu itu terasa sangat berat sehingga aku pikir aku tidak akan mampu memindahkannya sekalipun Ia membantuku. Lalu kulepas batu itu karena aku merasa kesal, menyerah, dan berpikir bahwa semuanya itu sia-sia. Aku pikir, “biarkan saja batu itu menimpaku!Biarkan batu itu menindasku sehingga aku tidak dapat melanjutkan perjalananku!”. Kutunggu batu itu menimpaku. Tapi mengapa batu itu tidak menggelinding kearahku? Mengapa aku masih dapat berdiri lama sementara sudah kulepas batu itu. Ternyata Seseorang yang datang menolongku itu sedang menyangga batu itu. Ia tidak ingin batu itu menimpaku. “Rasanya konyol sekali kalau kau mati dan tidak dapat meneruskan tujuan perjalananmu hanya gara-gara sebuah batu ini”. Ia berkata seperti itu padaku. Lalu kupikir ‘sebuah batu?’ Lalu kukatakan padanya “sebuah batu? Kau mengatakan batu besar dan super berat itu hanyalah sebuah batu?? Kita bahkan tidak dapat memindahkannya seinci pun!Kau dan aku, tidak dapat memindahkan batu itu!”. Lalu tiba-tiba Ia mengatakan sesuatu padaku yang membuatku tercengang, “kau bukan tidak dapat memindahkan batu itu, kau hanya belum memindahkan batu itu. Kau belum berusaha sepenuhnya. Kau melepaskan batu itu begitu saja. Belum saja kau berusaha, kau sudah menyerah.” Lalu aku pun menjawabnya, “Kau lihat sendiri bahwa aku sudah berusaha mendorongnya! Namun batu itu tidak bergerak sama sekali!”
“Aku melihatnya, tapi tahukah kau bahwa sebenarnya batu itu sudah bergerak sedikit demi sedikit, namun kau tidak menyadarinya karena kau terlalu banyak mengomel. Saat batu itu sedang bergeser, tiba-tiba kau melepasnya.”
“aku pikir batu itu tidak bergerak sama sekali. Aku tidak akan mampu menggeser batu besar itu!”
“Kau memang tidak mampu kalau kau sendiri, tapi kau akan mampu jika kau berusaha bersamaKu. Aku disini untuk membantumu, untuk memindahkan batu besar ini bersama-sama. Lihat, nyatanya batu itu bergeser kan? Ayolah, kita pindahkan batu ini bersama-sama. Kita mulai dari awal lagi. Aku tidak akan melepaskan tanganku dari batu ini sebelum batu ini bergeser dan memberi celah padamu supaya kau bisa meneruskan perjalananmu. Ayo, mari kita berusaha bersama. Lihat, ini hanyalah sebuah batu kalau kita singkirkan bersama-sama.”
Lalu akupun berkata, “kenapa tidak Kau geser saja batu itu sendiri? Aku melihat Kau begitu kuat, tidak sepertiku. Dan Kau cukup kuat untuk menggeser batu itu sendiri. Kalau Kau menggeserkannya untukku, maka aku akan bisa meneruskan perjalananku.”
Dan Iapun menjawabnya, “ kau tadi mengatakan bahwa Aku terlihat begitu kuat. Aku memang mampu menggeser batu ini sendiri untukmu. Tapi tahukah kau, Aku tidak ingin melakukannya. Jika Aku melakukan hal tersebut, Aku hanya akan membuat dirimu semakin lemah. Aku ingin kau kuat. Aku ingin kau melatih dirimu agar kau menjadi kuat. Lihatlah, batu ini dapat menjadi alat untuk membuatmu menjadi kuat. Jika kau kuat, kau akan mampu mengadapi perjalananmu selanjutnya. Kulihat batu-batu yang ada didepan sana jauh lebih besar daripada batu ini. Karena itulah, latihlah dirimu agar menjadi kuat melalui batu ini. Aku akan membantumu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Kita hanya perlu menggeser batu ini bersama-sama.”
Lalu Ia tersenyum. Aku tidak dapat mengatakan apapun lagi padaNya. Semua perkataannya masuk akal. Lalu aku pun mulai menggeser batu itu bersama-sama denganNya. Dan Ia memang benar. Aku menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Dan batu-batu yang kuhadapi semakin besar saja. Aku belum sampai pada tujuanku. Tapi tahukah kau, Dia yang membantuku itu benar-benar menepati perkataanNya. Dia tidak pernah meninggalkanku. Saat belum ada batu yang menutup jalanku, Dia tetap ada bersama-sama dengan aku, kami bercanda dan bercengkrama bersama. Saat tiba-tiba ada batu dihadapanku, dengan sambil tersenyum Ia berkata, “hei, ada batu lagi, ayo kita geser ini bersama-sama, batu ini lebih besar, tapi, bukankah kau sudah berlatih dengan batu-batu sebelumnya...”
Begitulah perjalananku, belum sampai pada titik akhir, tapi Dia tidak pernah meninggalkan aku.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...