"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Selasa, 04 Desember 2012

DECEMBER, 4th. (REFLECTION)

"My dear God, 
I ask for humility and an attitude of grateful heart.
I ask for strength to forgive and release. 
I ask for courage to step forward. 
I ask for blessing from You to bless others.
And, I ask for pipi tirus. Amen. "

"Give thanks, with a grateful heart...."

Saya senang. Pada akhirnya Tuhan selalu mengarahkan mata dan hati saya pada hal-hal yang bisa disyukuri. Ada banyak sekali hal tidak sempurna yang terjadi dalam perjalanan satu tahun ini. Kondisi menjatuhkan saya. Situasi memojokkan saya. Orang-orang tertentu yang dulu berarti, meninggalkan saya. Keadaan menginjak harga diri saya. Pilihan-pilihan yang disediakan dunia, mengecoh saya. Lalu saya jatuh dengan bunyi debum yang sangat keras.
Sayangnya, saya sendirilah yang harus berjuang membangkitkan hal-hal yang sudah runtuh. Seperti kata orang-orang bijak itu: berani berbuat, berani bertanggung jawab.
Tapi inilah hadiah yang paling berharga, yang sudah Tuhan sediakan untuk saya. Saya rasa, Tuhan memang sangat kreatif dan luar biasa. Untuk hadiah hari ini, Ia sudah menyiapkan dari jauh hari. Tanda luar biasa bahwa Ia begitu mencintai saya dan begitu memikirkan saya dengan serius.
Saya ditempatkan pada situasi dimana saya harus lulus dalam pelajaran memaafkan. Bukan berarti saya sudah sempurna. Masih. Saya masih belajar. Dengan sangat keras.
Saya ditempatkan pada situasi dimana saya harus lulus dalam pelajaran menghormati pihak-pihak yang sudah ditetapkan untuk tetap dihormati sekalipun mereka "tersandung" dan menyenggol saya.
Saya disadarkan dengan cara yang manis bahwa saya tidak pernah sendiri. Dan saya disadarkan bahwa saya selalu punya kesempatan untuk bermimpi, berharap, dan menjadikannya nyata.
Beberapa bulan ini rasanya begitu dingin. Saya pikir, saya hancur dan tidak terselamatkan. Saya bahkan sempat berharap untuk tidak melalui hari ini. Mimpi saya hancur. Rencana saya berantakan. Semua tampaknya seperti kiamat. Dan saya tidak mampu berharap dan membangunnya kembali.
Tapi, yah. Itulah Tuhan. Katakan saya terlalu religius, saya tidak peduli. Hari ini adalah hari berpestanya saya dengan Tuhan. Kami saling mendentingkan gelas sampanye sambil duduk di padang rumput yang sejuk. Saya membayangkan bicara seperti ini pada Tuhan:

"Yah, Tuhan. Agak terlalu berat untuk satu tahun terakhir ini. Tapi aku mulai memahami caraMu bekerja. Semakin tahun semakin berat. Ternyata Kau sedang mendorongku untuk naik pada level berikutnya. Ini melelahkan. Tapi Kau pasti sudah tahu. Untungnya Kau sangat mengenali kemampuanku. Anyway, terimakasih untuk mereka, sahabat-sahabat yang luar biasa. Terimakasih untuk orang-orang baru yang Kau hadirkan dalam hidupku. Terimakasih untuk setiap kata yang sengaja kau lewatkan ke otakku, karena setelah aku menulisnya, membacanya ulang, aku dikuatkan. Terimakasih untuk hadiah luar biasa tahun ini. Mungkin, besok-besok, kelemahanku akan kambuh. Kebiasaan mengeluh bisa saja kumat. Tapi, Hari ini, aku hanya ingin mendentingkan gelas sampanye bersamaMu, memeluk tanganMu dengan mesra, dan berjalan-jalan. Aku mencintaiMU, tahukah Kau? Tanggal ini, 23 tahun yang lalu, Kau pasti sudah tahu kalau 23 tahun kemudian, aku akan mengatakan dan menuliskan ini untukMu. Iya, kan? You are so W.O.W lah, Tuhan, ciyus!"

Halo, saya sedang senang dan sayang sekali kalau tidak berbagi kesenangan ini padamu. Selamat bersenang-senang hari ini, hai orang-orang hebat. Tahu tidak, seperti kata Tuhan pada saya: "because your destiny, is in My hands, dear." 
Begitu juga dengan kamu. Karena apapun yang kamu kerjakan, akan dibuatNya berhasil. Well, jangan terkecoh dengan keadaan. Saya pernah terkecoh, dan rasanya, so We.O.We menyedihkannya. Padahal kan, kita dirancang untuk menaklukkan keadaan. Bukan sebaliknya. Ini ciyus! Dadah. *kecup* 

-tulisan ini ditulis dalam kondisi menahan senyum-senyum aneh karena terbayang beberapa kejadian manis pagi ini. Ihik. AHEY!- 

images from tumblr




3 komentar:

Nandaqa mengatakan...

Ah...
Touching bgt.
Bagaimana rasanya jatuh. Bagaimana rasanya berdiri lagi.
Thanks for share :)

Yuri Suka maEm Jeruk Imut mengatakan...

Jika Tuhan punya kehendak kita hanya bisa berdoa

Feny amynuta Chaem Kyak Mu mengatakan...

Bangkit dan bangkit lagi itu yang paling bagus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...