"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Kamis, 24 Februari 2011

KUE SPESIAL YANG INGIN KUBAGIKAN UNTUKMU (remake-full version)

*this story has been posted before.I remade it with edited and added some new words for the purposes of a writing's competition. this story has just made me a finalist on that competition. Here we go to the completed version! For you who has been read this story before, read it again!you'll find something new here.let's enjoy!:)*


Ini hanya sebuah cerita kecil. Mereka mengatakan cerita ini menyedihkan. Tapi aku mengatakan cerita ini spesial. 

Saat kamu membaca cerita ini, bayangkan saja aku sedang membagikan kue spesial milikku untukmu. 
Tuhan membuat adonannya kemudian membentuknya sedemikian rupa sehingga menjadi kue yang sangat luar biasa dan memberikannya padaku. Aku menolak, tapi Tuhan bersikeras memberikannya padaku. Dan ketika aku menerimanya, rasanya…spesial. 
Entah bagaimana rasa kue tersebut untukmu, bisa saja rasanya spesial, biasa saja, atau bahkan hambar bagimu. tapi aku tetap ingin membagikan kue spesialku padamu. 
Mungkin saja… kue yang aku bagikan bisa membuatmu lebih bersemangat dalam menjalani hidup

*** 
Tanggal 11 Desember 2009 sekitar pukul 16.00, 

Aku melihat handphone ku. Ada banyak misscall dengan berbagai nomer asing. Lalu ada telepon lagi. Kemudian aku mengangkat telepon itu. Ternyata bukan kabar baik. Seperti ada yang menjatuhkanku dari gedung pencakar langit pada saat itu. 

Kakak perempuanku satu-satunya meninggal. 


Aku seperti ditampar oleh benda yang sangat keras. Ku telepon papaku untuk menanyakan kebenarannya. Ternyata benar. Lalu ku telepon mamaku. Ternyata juga benar. Seketika orang-orang yang kukenal menyuruhku untuk pulang (saat itu aku sedang tidak di kota tempat tinggalku karena sedang menempuh studi di kota lain). Dalam perjalanan menuju bandara, aku masih belum tahu penyebab meninggalnya kakakku. Aku bertanya-tanya dalam hati. 2 hari yang lalu dia masih baik-baik saja. Masih sms-an denganku. Ada apa dengan dia? Aku bahkan tidak merasakan firasat apapun hari itu. Dia pun tidak memberikan tanda-tanda seperti akan meninggalkanku selamanya. 

Setelah sampai di bandara kota kelahiranku, aku dijemput oleh teman-teman kakakku yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri. 
Aku bertanya: “ada apa dengan cece???” 
lalu salah satu kakak angkatku menjawab: “cece dibunuh orang. Cece sama Ko sugi sudah gak ada.” 
Ko Sugi adalah suami kakakku. 

Benar kan, rasanya seperti didorong dan dijatuhkan dari lantai 100. Hei, aku tidak pernah bermimpi anggota keluargaku mati dibunuh!

Kakakku tidak punya banyak musuh. Aku tidak tahu dengan suaminya karena aku belum begitu mengenalnya. Tapi kakakku? Orang-orang yang kenal dengannya tentu tahu bagaimana sifatnya. Well, kata orang dan kataku, dia ramah, pergi kemana-mana dengan membawa senyum cerianya. Dia kuat, melangkah menjalani hidup dengan tegar dan kuat, replika mamaku. Dia sangat mencintai Tuhan, menghadapi senang dan susah dengan selalu melibatkan Tuhan yang ia percayai. 
Baru saja kakakku menikmati hidup berumah tangga dengan suaminya. Baru 11 bulan, dan baru mengandung beberapa minggu. Semua serba “baru”. 

Tapi ternyata ada orang iri diluar sana. Iri dengan kesukesan bisnisnya dan kepintarannya mungkin. Atau memang sedang mengalami gangguan jiwa? 

Terbunuhnya kakakku diberitakan di berbagai media. Ada headline besar menganga didepan mataku. Keluargaku jadi terkenal lho. Para wartawan dari berbagai media mengejar kami. Nama kakakku ada di setiap koran. Beritanya tersiar di televisi. Tapi percayalah, lebih baik tidak dikenal oleh siapapun daripada harus terkenal dengan cara seperti ini. Ironis. 

Setelah beberapa saat kejadian tersebut berlalu. Keluarga kecilku harus melanjutkan hidup. Mama dan papaku kembali bekerja sedangkan aku kembali ke kota orang untuk melanjutkan kuliah. Kami melakukan rutinitas seperti biasa. Hanya ditambah dengan kesedihan mendalam, kondisi kesehatan papaku yang semakin menurun, dan mamaku yang setiap hari berurusan dengan hukum dan aparat kepolisian dalam mengurus peristiwa yang disebut “kasus” itu beserta sebuah kebencian yang mendalam. “Tambahan” yang luar biasa bukan? Aku melihat keluargaku hancur. Keceriaannya sudah hilang. Dan aku harus memakai topeng “bahagia dan kuat” setiap hari setelah peristiwa itu. 

Setiap orang yang kenal padaku, pada mama papaku, atau pada almarhum kakakku selalu mengatakan “selalu ada rencana indah yang Tuhan sediakan untuk kalian”. Saat itu selama beberapa bulan aku menjadi sinis. Siapapun yang mengatakan hal seperti itu aku selalu menjawab (dalam hati) 
‘omong kosong! Coba sini kau yang ada diposisiku, anggota keluarga yang kau sayangi dibunuh, masih bisa kau mengatakan hal seperti itu? aku ingin lihat!' 

Aku protes pada Tuhan. Aku menjauh. Aku benci situasi itu. Aku berharap semuanya tidak nyata. Setiap bersiap akan tidur, kamu tahu apa doaku? 
‘aku mau tidur. Jangan bangunkan aku sampai selamanya Tuhan. Atau, bangunkan aku ketika Kau memutuskan bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk untukku. Lakukan itu kalau KAU mencintaiku. Aku tidak ingin bangun. Aku tidak sanggup. Kabulkan saja permohonanku Tuhan. Amin’. 

Tapi Tuhan tidak melakukannya.  

Sepuluh bulan setelah peristiwa “hebat dan menjadi terkenal” tersebut: 

Tanggal 04 Oktober 2010, pagi, 

Mamaku telepon. 
“Papa pingsan tadi pagi”. 
Saat itu aku masih setengah tidur. Lalu aku terbangun seketika. Pingsan? Tumben sekali. Papa memang punya penyakit komplikasi dan pernah mengalami yang paling parah di ruang ICU. Namun tidak pernah sampai pingsan. Sama sekali tidak pernah. Ada apa ini? 

Lalu selama hari itu aku menelepon rumah untuk mengecek kondisi papaku. Semakin sore laporan yang diberikan padaku adalah papa semakin segar. Aku sempat bicara pada papaku siang itu. Kata-kata terakhirnya: “papa gak kenapa. Kamu cepat lulus, supaya bisa ngumpul lagi sama mama papa disini.” 

Selama hari itu aku berdoa tiada henti. 
‘No, God. Not now. Pada akhirnya manusia akan mati. Tapi jangan sekarang untuk papaku, ya Tuhan. Aku tidak akan sanggup menghadapi ini. Aku bisa mati. jangan sekarang ya, Tuhan’. 

Tanggal 05 Oktober 2010, Subuh, 

Ternyata Tuhan menjawab lain. Aku mendapat telepon, kali ini pukul 4 subuh. Dengan berita yang tidak menyenangkan. Papaku pergi dan tidak akan kembali. Sepertinya Tuhan memutuskan memilih papaku untuk menemani kakakku di Surga sana. Hmmm.. 

Saat itu aku bahkan tidak menangis hebat. Aku pernah membayangkan bagaimana jika ditinggal LAGI oleh orang kesayanganku. Aku membayangkan aku akan pingsan karena tidak sanggup menghadapi kenyataan. Aku akan menangis meraung hebat seperti orang gila, dan mungkin pada akhirnya aku akan gila. Tapi hari itu reaksiku tidak sesuai bayanganku. Dan aku tidak gila. Hingga kini.  

Hari ini, 

Hanya ada aku, mamaku, dan kasus pembunuhan kakakku yang belum terselesaikan hingga sekarang. Well, mungkin para polisi dan penegak hukum yang terkait sedang sibuk mengamati wajah Gayus sehingga tidak memiliki waktu untuk menangkap otak pembunuh kakakku. Hmmm… 
*** 

Kami (aku dan mama) disebut perempuan hebat oleh orang-orang disekitar kami. Kami disebut perempuan kuat dan perempuan super oleh kenalan-kenalan kami. Hei, kalau saja kamu tahu bahwa yang hebat, kuat, dan super bukanlah kami. Tapi Tuhan. Lucu kedengarannya. Dia yang mengijinkan semua terjadi. Dia seperti tokoh antagonis karena telah membiarkan aku dan mamaku merasakan semua ini. Tapi aku tidak dapat mengelak bahwa memang Dia lah sumber kekuatan itu. 

Aku pernah bertanya pada pendetaku. “kenapa bisa begini om?” dia menjawab: “kita tidak pernah tahu maksud Tuhan. Tapi percayalah ada hal baik dibalik semua ini.” 

Ya memang benar. Sampai detik aku mengetikkan cerita ini, aku masih belum mengerti maksud Tuhan. Tapi sebaiknya aku percaya bahwa memang akan ada hal yang baik dibalik ini semua. Sebaiknya aku tidak lagi berpikir “omong kosong dengan semua semangat”. Karena ini bukanlah omong kosong. 

Kami perempuan hebat, kuat, dan super? Hahaha. Kami tidak sehebat itu. Aku sendiri sedang menangis saat membagikan ceritaku untukmu. Mamaku sendiri sering menangis di tengah malam ketika teringat dengan semua yang disebut “tragedi” oleh orang-orang diluar sana. Aku sembunyi-sembunyi menangis di toilet umum, ketika melihat keluarga yang lengkap personilnya dan menyadari bahwa aku tidak akan lagi merasakan duduk berempat bersama keluargaku. Aku menangis diam-diam saat melihat temanku yang diwisuda dan ditemani oleh kedua orangtuanya, sementara nanti ketika tiba giliranku, aku tidak melihat senyum kebanggaan dari papaku dan kakakku. 
Kami hebat dari mana? Mungkin yang sedang kamu lihat adalah Tuhan. Karena memang Dia lah yang hebat. Spiritku bukan dari diriku sendiri. Senyumku bukan datang dari kekuatanku. Keceriaanku bukan datang dari kehebatan diriku, karena aku tidak punya kekuatan dan kehebatan sebesar itu.

Lucu ya, aku mendadak seperti santo yang religius atau seperti pendeta karena menyebut-nyebut Tuhan. Tapi memang tidak ada yang bisa kusebut selain Tuhan. Karena memang oleh tanganNya aku dan mamaku masih berdiri dan tidak gila. Dan Dia masih mengijinkan aku untuk bermimpi disaat aku mengira aku tidak mampu lagi membangun mimpi-mimpiku yang telah hancur. 

Hei, kamu yang sedang menikmati kue spesialku, mungkin kamu pun sedang mengalami masalah yang begitu besar sampai rasanya tidak sanggup menghadapi dan lebih baik mati saja. Cobalah untuk sesekali menoleh pada Tuhan dan menangis saja dihadapanNya. Bahkan mungkin kamu tidak mampu berkata-kata. Tuhan mengerti tangismu. 

“ah cengeng”

Inikah komentar yang kamu takuti? Tenang saja, Tuhan pintar menjaga rahasia. Keberuntungan berada di pihakmu karena Tuhan tidak suka bergosip. Jadi aman-aman saja kalau kamu menangis hebat dan tidak berdaya dihadapanNya. Setelah menangis hebat dihadapanNya, kamu akan menemukan kembali senyummu yang mungkin telah lama kamu tinggalkan. Kemudian, surprised! You ready to face the world! 

Well, aku tidak sempurna dan banyak melakukan kesalahan. Tapi Tuhan sempurna dan tidak pernah salah. Itu saja cukup untukku menghadapi “variasi” hidup. 

“Tuhan selalu mempunyai rencana indah dibalik semua kejadian. Percaya dan sabar. Tuhan tidak pernah salah.” 

Petikan itu bukan omong kosong. Aku sudah membuktikannya. Bagaimana kalau kamu membuktikannya juga, supaya kamu tahu ini bukan omong kosong. 

Aku menemukan quotes yang bagus di timeline twitterku. Bunyinya seperti ini: 

“Most important in life = God. Most beautiful attire = Smile. Greatest asset = Faith. Most powerful force = Love.” (-@DamnItsTrue-) 

Tidak perlu banyak “atribut” untuk menyambut dan menghadapi masalah-masalahmu. Cukup memastikan bahwa Tuhan ada di urutan pertama pada daftar kebutuhanmu, jangan lupa mengenakan senyum tulusmu, dan ketika kamu maju berjalan jangan lupa membawa imanmu, kemudian pastikan kamu memiliki cinta sebagai kekuatanmu. Setelah itu, seperti lagu Lenka: ‘trouble is a friend’

Hei, jangan ragu menyebut nama Tuhan karena Tuhan tidak pernah ragu menyebut namamu disetiap kegiatanNya. 

Selamat menikmati kue spesialku. Kue ini dibagikan kepada kamu yang sedang membutuhkan “vitamin” agar hidupmu lebih bersemangat. Tidak peduli apa warna kulitmu dan berbedanya keyakinan kita, aku tetap membagikannya untukmu. 

Bersiaplah untuk menerima kue spesial milikmu sendiri karena Tuhan sedang membuat adonannya untukmu dan akan mencetak kuemu dengan bentuk yang sangat luar biasa. 

Hei, jangan lupa untuk membagikannya ketika kamu sudah mendapatkannya.  :)

from: http://bachiles.files.wordpress.com/2011/01/cake.jpg



7 komentar:

cindy wijaya mengatakan...

oh dear... you are really a strong woman.

"Precious in the sigh of the Lord is the death of His loved ones."

cindy wijaya mengatakan...

ralat. ngetik buru2 jadi kurang t. itu maksudnya 'sight'. hehe....

Gloria Putri mengatakan...

Ternyata aq masih jauh lbh beruntung dr kamu Fe....thank you ya sudah share, aq akhir2 ini sering menyalahkan Tuhan, dan sama spt kamu, aq pun selalu menatap sinis orang2 yang bilang "Glo, kamu yang kuat ya" atau "Glo, kamu yang tabah ya". semua itu ingin rasanya aq teriak diwajah mereka bilang "hei, km mana ngerti sih? kamu kan ga ngalami?"

Stidaknya, aq tahu, ada yang merasa hal yang sama, jadi bisa menguatkan, tanpa harus aq mendengar kata2 "yang tabah ya Glo"
betewe, lama2 aq tambah muter2 ngomongnya...aq pulang dl yaa (hehehe)
salam manis untuk mama mu, takecare of her ya Fe, dia yang km pny sekarang :)

ah iya, itu kue nya harus di share lagi ya kalau aq dpt? oke2...nanti ya, kalau aq sudah "sedikit lebih kuat" aq posting :)

GBU and ur mom

Inez mengatakan...

Astaga Fe... Gw baca ini dr linknya Ka Glo.

Gw belom bisa bilang "makasih kuenya" sekarang, karena... ..ya gw ga perlu cerita.. tapi makasih udh bagi2 kue kamu.. Smoga nanti gw bs nyicipin kue kamu ya! XD

Keep strong! (I know you are)

Wuri SweetY mengatakan...

Aku baca ini dr link di rumah Glo...Wowww kamu memang pilihan Tuhan yang diciptakan kuat.
Ga banyak orang2 pilihan seperti dirimu dan mamamu.

Lia mengatakan...

go go go go mbak fee!
aku baca dari link mbak glo, skalian mampir tadi dari shoutbox mu.
aku follow yaa

cobaan bukannya utk orang lemah katanya, tapi untuk org2 yang jelas Tuhan tau bahwa mereka kuat dan bisa menjalaninya hingga akhir :)

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

hey mau ikutan ga sebagai penulis di blog rohani (http://adventurewithjesus.wordpress.com/) yang kurintis? tugasnya gampang hanya mensharingkan mengenai kekristenan yang kamu tau.

kalau tertarik, kirimkan emailmu ke immanuel.lubis@gmail.com.

dimohon partisipasinya.

god bless you...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...