"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Senin, 21 Februari 2011

MENYULAM MIMPI

Tahukah kau? Saat ini aku sedang memegang sekumpulan benang berwarna-warni dengan kualitas tertinggi yang pernah diciptakan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan sekumpulan benang yang rumit ini. Seseorang memberikannya padaku. Ia mengatakan padaku agar menggunakan benang itu untuk menghasilkan yang terbaik. Oh, come on! Memangnya aku bisa apa dengan sekumpulan benang berkualitas yang tampaknya tidak lebih seperti benang kusut bagiku?! Orang itu memberikannya kemudian meninggalkan aku.

Baiklah, tidak bertanggungjawab! 

Aku masih memainkan sekumpulan benang itu ditanganku. Hmmm.. Aku bisa saja membuat permainan melalui benang-benang ini. Haruskah aku mengunjungi anak-anak untuk bermain bersamaku? 

Baiklah, itu ide gila. Sama gilanya dengan ide orang yang memberikan sekumpulan benang ini. 


Aha! aku tinggalkan saja disini. Para pemulung bisa mengambilnya dan memanfaatkannya untuk mereka. Ya! Ini yang terbaik yang bisa kulakukan pada benang itu! 

Tapi… 

Orang itu mengatakan padaku bahwa aku tidak boleh memberikannya pada siapapun. Setiap orang sudah memiliki benangnya masing-masing. Oh, semakin meyakinkanku bahwa orang ini memang tidak waras! Apakah dia tidak memiliki pekerjaan lain selain berjalan keliling dan memberikan benang-benang pada setiap orang? 

Oke. Aku akan menyulam, kegiatan yang tidak pernah kulakukan selama 22 tahun aku dilahirkan sebagai perempuan. Ini tidak masuk akal. Aku bahkan tidak bisa menjahit kain bantalku yang sobek. Mana mungkin aku menyulam! 

Well, peduli amat. Toh, orang yang tidak bertanggungjawab itu tidak mengatakan padaku apa yang harus kulakukan untuk benang ini. 

“gunakan benang itu untuk menghasilkan yang terbaik”. 

Ya. Absurd. Pesan yang tidak jelas. Kalau hasilnya buruk, maka itu yang terbaik dariku dan dia yang menanggungnya. Huh. 

Nah, aku akan mengambil jarum yang tiba-tiba tergeletak didepanku ini. 
Baiklah. Hei benang berkualitas, kita lihat apa yang bisa kuhasilkan darimu. 

Hmm… ini bukan kegiatan yang mengerikan ternyata. Malah, menyenangkan. Benang-benang ini luar biasa. Dan darimana aku mendapatkan keahlian ini? 
 ***
Kau tahu tidak apa yang kuhasilkan dari hasil sulamanku? 
Mimpi. 
Aku menyulam mimpi. Ah ada beberapa sulaman yang sudah jadi. Hasilnya luar biasa. Aku mendapati menyulam mimpi begitu menyenangkan. Dan indah. 
Hanya saja benangnya tidak habis-habis. Jadi aku masih bisa membuat beberapa sulaman mimpi indah. 

Aku mulai tersenyum melihat hasil sulamanku. Oh baiklah, sebenarnya lebih tepatnya nyengir. Jangan salahkan aku. Hasilnya begitu indah. 
 ***
Ah, orang itu datang! Orang yang memberikan benang-benang berkualitas itu! 

“hai, bagaimana benang-benangmu? Apakah menyenangkan?” 

“sesungguhnya luar biasa! Aku menyulam benang-benangku. Aku menyulamnya menjadi beberapa sulaman mimpi yang indah! Meskipun aku sedang bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang membuatku mampu menyulam mimpi?” 

naluri dan keajaiban. Senang rasanya mengetahui apa yang kau kerjakan. Aku tidak pernah ragu untuk memberikan benang itu padamu karena aku tahu hasilnya akan indah. Coba kulihat hasilnya.” 

Aku memberikan hasil karyaku. Ia hanya mengamati. Oh baiklah, wajahnya tampan. Aku terlalu sibuk marah-marah ketika ia memberikan benang-benang itu. 

“ini indah. Ini luar biasa. Tapi ada beberapa bagian yang harus kuubah. Bolehkah? Aku punya sesuatu untuk sulaman mimpi-mimpimu ini. Apa yang kau inginkan dengan sulaman ini?” 

“sebenarnya, aku ingin sulaman itu menjadi nyata. Biarkan orang-orang melihat sulaman mimpiku yang kau sebut indah itu. Sulaman itu akan berguna untuk orang lain. Aku berjanji tidak akan menjadi besar kepala dengan sulaman itu. Mereka membutuhkannya, kau tahu. “ 

“ide yang bagus. Tapi aku harus mengubahnya dibeberapa bagian agar menjadi lebih berguna untukmu dan oranglain, seperti yang kauharapkan. Akan sedikit merombak hasil pekerjaanmu. Tapi ini untuk yang terbaik kan? Untuk kau dan orang-orang itu.” 

Hasilku? diubah? dipermak? Aku tidak rela. Ini kan indah. Bagaimana kalau hasil gubahannya tidak indah? Apa kata orang-orang? 

“hei, aku tahu kau tidak rela. Tapi coba percayalah padaku. Aku memberikan benang dengan warna dan kualitas terbaik. Aku tahu apa yang akan kau dan aku lakukan meskipun awalnya kau meragukanku dan menganggapku gila. Tapi bagaimana kalau kau meletakkan kepercayaanmu, lagi, padaku? Aku percaya kau menghasilkan yang terbaik dari benang-benang itu. Bagaimana kalau kau mempercayaiku juga bahwa apa yang kupermak akan menghasilkan yang terbaik? Bukankah ini tidak hanya untuk dirimu sendiri?” 

Ah. Telak. Ia mengetahui isi hatiku. Siapa orang ini? 

“baiklah. Lakukan saja. Aku hanya melihatnya dari sudut pandangku. Belum tentu indah menurut orang lain. Tapi kau, hmmm…kurasa kau punya banyak mata untuk melihat dunia.” 

“ah, aku senang dapat bekerjasama denganmu. Baiklah. Tunggu kedatanganku yang berikutnya. Aku akan menunjukkan hasil gubahanku padamu. Dan kuyakin kau akan tercengang. Setelah itu, kita akan lihat hasilnya bagi oranglain.” 

Dia pergi. 

Benang-benang yang tersisa ini? Ah, lanjutkan saja menyulam mimpi berikutnya. Tidak ada salahnya daripada tergeletak sia-sia dan amburadul. 
 ***
Ternyata aku belum dapat menunjukkan sulaman mimpiku padamu. Tunggu hasilnya. Aku tidak menyulam kesia-siaan. Lagipula hasil akhirnya berada ditangan yang tepat dan luar biasa. Nanti, setelah orang yang memberikan benang-benang itu datang dan memutuskan untuk mempublikasikannya, kau dan aku akan melihat hasil yang luar biasa. 

Ah ya. Aku melihat benang-benang ditanganmu. Bagaimana kalau kau juga melakukan sesuatu pada benang-benang itu? Seperti menyulam mimpi? Itu akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Sulamlah mimpimu. Ia memberikan benangnya pada setiap orang. Tidak hanya padaku. Kau akan mendapati bahwa menyulam mimpimu akan begitu luarbiasa. Tidak percaya? Ya, betul, kau tidak akan mempercayainya jika kau belum mencobanya.

Ambil jarum dan kaitkan benangnya. Berfokuslah pada apa yang akan kausulam. Berhentilah mengkhawatirkan caranya, hasilnya, atau siapa yang seharusnya menyulam ini. Ia akan menyempurnakannya untukmu. Sebenarnya, ia orang yang sangat bertanggung jawab. 

Jika menyulam mimpi, yang harus kau lakukan adalah memperhatikan bentuk apa yang akan kau buat, merasakan halusnya benang-benang yang melilit tanganmu, memegang jarumnya dengan kepercayaan diri, dan, letakkan harapanmu pada sulamanmu. Ia akan datang memeriksanya untukmu, menyempurnakannya, dan menjadikannya nyata jika kau menginginkannya. Untukmu, untukku, dan untuk orang lain. 

:) 


Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...