“ah, kamu pintar menciptakan genderang perang.”
“tidak, kamu pintar menabuh genderang perang.”
“salah, kamu sanggup membalas tabuhan genderang perang.”
“ah yang benar saja. Kamu bisa membalikkan genderang perang dan membuatnya lebih ‘meriah’.”
Pilih saja salah satu sesukamu. Aku pintar dan sanggup melakukannya ketika emosiku sedang meluap-luap, ketika aku lupa pada keberadaan Tuhan. Aku bahkan sanggup menciptakan 2 atau 3 genderang perang sekaligus beserta tabuhannya. Aku juga mampu menciptakan “bunyi-bunyian” indah untuk mempertajam suasana. Hmmm.. memeriahkan suasana.
Tapi aku bersyukur tidak pernah melupakan Tuhan sepenuhnya. Keahlian busuk ini begitu membanggakan ketika aku sedang marah. Tapi semuanya tidak lagi membanggakan dan menyenangkan ketika aku sadar. Ah, bukankah manusia sering seperti itu?
Aku akan sombong seperti lucifer menyombongkan ketampanannya. Kemudian aku akan dilempar seperti Tuhan melempar lucifer keluar dari garis nyaman. Baiklah, tunggu sebentar. Aku tidak ingin yang satu ini.
Sepertinya Tuhan mendengarkanku. Aku dikirimi pendamping gagah yang dengan ajaib mampu menurunkan