"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Minggu, 10 Juli 2011

SI SEPATU KACA

Si sepatu kaca sedang sumringah. Ia tampak berkilau-kilau. Kenapa tidak? Ia sedang dielu-elukan dibawah sorot lampu. Ia sedang dikagumi setiap mata bersoflens biru-ungu.

Si sepatu kaca unggul ditengah sepatu-sepatu lain. Aih, lihat saja seringainya, semakin melebar dari menit ke menit. Wah, ia semakin berkilau saja. Semakin memukau. Kali ini si mata bersoflens coklat pun ikut terpukau.

Baiklah. Si sepatu kaca sedang di puncak kesuksesan. Semakin lebar seringainya, semakin berkilau si sepatu kaca.

Lalu salah satu mata bersoflens coklat menyentuhnya. Uh! Si sepatu kaca terkejut! Beberapa menit kemudian si sepatu kaca sudah berada di dalam sebuah kotak gelap.

Nah, sepatu kaca, jangan berhenti menyunggingkan senyum kebanggaanmu itu, kilaumu mulai redup. Tidak ada lampu yang akan menolongmu didalam kotak itu. Sayang sekali si mata bersoflens coklat tidak sekalian membeli lampunya agar kau tetap terlihat megah.

Beberapa waktu kemudian kotaknya terbuka. Si sepatu kaca diangkat dari kotak itu. Bukan main kagetnya karena si sepatu kaca menyadari bahwa letak dirinya yang sesungguhnya adalah dibawah, di kaki. Jangan tanya apakah kaki itu bau atau tidak. Iuh.

Si mata bersoflens coklat mulai tersenyum ketika melihat kakinya nampak indah dengan sepatu kaca itu. Jelas ia belum menyadari kilau sepatu kacanya makin meredup.

Aduh,sepatu kaca, jangan kecewa seperti itu, kilaumu makin meredup, ingat tidak ada lampu yang menolongmu disini.

Sayang sekali, si sepatu kaca terlanjur kecewa dengan keberadaannya. Seindah apapun tetap diinjak juga. Belum lagi terkena cipratan lumpur saat si mata bersoflens coklat berjalan cepat dimusim hujan.

Sudahlah.Si sepatu kaca makin terpuruk. Kilaunya benar-benar hilang. Lecetnya semakin banyak dan ia tidak lagi menyeringai bangga seperti dulu.
Kali ini habis riwayatnya. Si mata bersoflens coklat tidak lagi tertarik dengan sepatu kacanya. Kilaunya hilang, berubah menjadi sepatu yang tidak menarik sama sekali. Waktunya mengeliminasi sepatu kaca dari kotaknya.

***
Sayang skali, hei spatu kaca. Kalau saja kau menyadari bahwa meski diinjak, kau tetap berguna. Kau tetap diharapkan untuk menjadi indah. Sayang sekali kau terlanjur kecewa dan menghilangkan kilaumu sendiri. Coba saja bertahan sedikit lagi, jelas kau akan menjadi kesayangan si mata bersoflens coklat dan akhirnya tetap dikagumi banyak mata karena kilaumu tidak hilang meski telah diinjak. Andai saja waktu bisa diputar kembali.

Sayang sekali ya,sepatu kaca.....

images from here

5 komentar:

Astian mengatakan...

terharu..ceritanya memotivasi..nice ^^

Gloria Putri mengatakan...

nice post Fe :)

Angelika Riyandari (Ike) mengatakan...

ok Fe ... ak akan selalu berusaha bersinar meski lecet2 n terkena lumpur ... thanks ... :D ...

FeraSuliyanto mengatakan...

@ astian: eh, terharu? wew... :)

@glo: :D

@ madam : eh, emang madam si sepatu kaca??hihihihi

Elfira Arisanti mengatakan...

wow mantep :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...