"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-

Senin, 28 Oktober 2013

TUH KAN!

Fiuh! *tiup-tiup "debu" di Blog*

Yaampun lama sekali sih nggak up-date blog ini. Setelah liat posting terakhir, baru nyadar kalo tanggal yang tertera adalah bulan Juli. Apa kabar teman-teman blogger? Saking lamanya "Sembunyi" dari blog, saya baru tau kalo beberapa hari lalu adalah hari blog. hihihi. Selamat merayakan dunia tulisan dengan semakin rajin nulis yang oke-oke dan berbobot ya *ngomong sama cermin*.

Tiga bulan terakhir ini bukan berarti tidak ada moment berarti yang nggak bisa diceritakan melalui tulisan. Malah, terlalu banyak! Saking banyaknya sampe bingung nulisnya. *ah, alesan* hihihi.

Yang jelas, tiga bulan terakhir ini, saya kesal-sebel-bete-lelah-males-nguk dengan diri sendiri. Too much drama in my life, well. Yaa bukan berarti dulu-dulu nggak nge-drama-in hidup ya. hahaha. Tapi drama yang terjadi akhir-akhir ini sungguh drama yang melelahkan. Haish. Apasih.

Tapi ya begitulah. Kalo nggak begitu, nggak belajar, kan.

Pelajaran yang boleh dipetik (ya kale daun), beradaptasi dengan karakter orang lain tidak mudah. Jangan lupa, saya (dan kamu) punya ego, ego yang ukurannya masing-masing beda-beda. Jarang pula ada ukuran ego yang kecil. Biasanya besar dan sangat besar dan super besar. Mungkin yang terjadi beberapa waktu terakhir ini adalah ego seorang Fera Suliyanto yang membengkak, seperti tubuh saya yang juga mulai membengkak kembali. But yeah, this is life. Saya sedang sakit-sakitan "menusukkan jarum" ke ego supaya mengempis dan semua kembali menyenangkan dan membahagiakan.
Manusia tidak pernah di desain dengan otak, pikiran, dan hati yang sama. Sekalipun kita seringkali bilang ke orang-orang: "wah kok kita bisa sama sih!". Percayalah, tidak pernah sama. Yang bisa dilakukan cuma NERIMO. Berbesar hati menerima orang lain dengan whole-package nya yang mungkin nggak setiap detik menyenangkan hati sendiri. Berbesar hati juga untuk mengakui bahwa diri sendiri tidak sehebat yang dibisikkan oleh ego yang sering menyombongkan nama, supaya akhirnya bisa SADAR DIRI untuk memperbaiki yang harus diperbaiki.

Yah, tuan-tuan, nyonya-nyoya, namanya juga adaptasi ya. Nggak semudah bikin es teler pake apokat ditambah susu kan. Pinginnya sih bilang pake toa, ayo belajar bareng-bareng. Ingatkan saya kalau saya salah. Ingatkan kamu kalau kamu salah. Perhatikan cara mengingatkannya, karena hei, saya dan kamu punya ego. Ego besar dan sering heboh, yang kalau salah senggol, bisa kena bacok.

Errrr... mulai ngaco kan.... yuk makan es teler. Sambil merenung, sambil nyeruput es teler, di pantai. AAAWWRRR! Let's go beibi!! 



2 komentar:

Armae mengatakan...

Selamat datang kembaliii... ^^
Saya juga mau mbak kalo dibagiin es teler. Hehe...

Masalah ego memang selalu jadi PR tersendiri buat masing-masing pribadi, gak peduli muda atau tua, gak peduli dewasa ato masih kekanak-kanakan,.

Ima mengatakan...

Ceeemuuunguuudhhhh eaaaaa :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...