Coba tolong aku...
Tolong aku menerjemahkan arti sahabat.
Ya, ya, aku sudah membaca ribuan quotes tentang sahabat.
Aku pun memiliki sahabat.
Hanya saja, aku sedang tidak mengerti arti sahabat.
Seluruh penjabarannya sudah sangat jelas.
Tapi tetap saja aku tidak mengerti...
Ketika aku berjalan dengan sahabat,
aku tidak pernah mencoba untuk merangkaikan arti dirinya untukku.
Karena bagiku, sahabat lebih dari serangkaian kata.
Tidak dapat dijelaskan. Ya. Aku tidak mampu menjelaskannya.
Lalu ketika berbagai bentuk quotes tentang sahabat bermunculan,
aku mulai mencocokkannya, dan semuanya benar.
Lalu aku melihat orang-orang yang mengikrarkan dirinya dengan yang lain sebagai sahabat.
Mudah. Kamu dan aku saling berbagi cerita, saling tertawa, pergi bersama, menghabiskan waktu bersama-sama, lalu kita adalah sahabat.
Well, well, well, kalau begitu prosesnya, siapa bilang mencari sahabat itu sulit?
Baiklah, untuk sementara, Mari kita sepakat dengan itu.
Lalu aku melihat scene dimana mereka yang mengikrarkan dirinya sebagai sahabat bersikap aneh dan akhirnya memutuskan persahabatan.
Semacam pernyataan: “kamu tidak lagi menjadi sahabatku”.
Putus?
Aku pikir, sahabat tidak dapat diputus.
Hei, kau sahabat atau pacar?
Tunggu, tunggu, mungkin aku yang salah.
Aku harus mencari quotes lain tentang sahabat.
Mungkin memang sahabat dapat berlaku seperti pacar.
“tidak punya waktu untukku, maka kita putus saja.”
“tidak mau membicarakan semua masalahmu padaku, maka kita putus saja.”
“kau seperti tidak menganggapku, maka kita putus saja.”
Klik-klak.
Aku tidak menemukan quotes tentang persahabatan yang bisa diputus.
Lalu sahabatku berkata:
“ah, jangan rumit. Kalau ada pernyataan seperti itu, maka itu bukan kegiatan persahabatan. Itu hanya kegiatan pertemanan biasa. Mungkin saja mereka terlalu percaya diri menyebutnya sebagai persahabatan.”
............................................
“hei sahabatku, kalau suatu saat nanti aku melupakanmu, tidak lagi sering bertemu dan berbincang denganmu, tidak lagi sering membicarakan masalahku padamu, apakah kau akan memutuskan aku sebagai sahabatmu?”
“tentu saja tidak. Aku kan sahabatmu. Benar-benar sahabatmu. Aku akan menunggumu. Lagipula kau tidak melupakanku. Kau hanya sedang memberikan waktumu untuk yang lain, dan itu tidak masalah bagiku. Kau dapat kembali kapan saja padaku. Hei, aku tidak menuntutmu untuk menceritakan semua hal padaku. Lagipula, tanpa perlu menuntut pun, kau akan menceritakannya padaku, kapanpun waktunya. bukankah itu kegiatan yang mengalir dengan sendirinya. benar tidak? Bagaimana denganmu?”
“ah ya itu benar. bagaimana denganku? jawabanku sama seperti jawaban yang kau berikan padaku.”
“kalau begitu kita memang sahabat.”
................................................
Aku tetap membaca dan memperhatikan quotes tentang sahabat.
Ah ya, tapi aku masih bingung dengan arti harafiah sahabat.
Tapi aku tahu pasti bagaimana bertindak sebagai sahabat.
Sahabat, tidak dapat kujelaskan artinya.
Tapi sahabat, tidak menuntut apapun darimu.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang terlanjur memutuskan persahabatan?
Hmm..mungkin mereka memang punya quotes tersendiri untuk mereka. Putuskan saja. Bukankah setiap otak dalam tubuh manusia memiliki pendapatnya masing-masing?
Lagipula ini bukan urusanku, sekalipun scene ini membuatku bingung dengan arti sahabat.
Pastikan saja sahabatmu tidak menuntut apapun darimu dan kau tidak menuntut apapun dari sahabatmu.
Kalau mereka mulai menuntut?
Check kembali apakah mereka pantas disebut sahabat.
Kalau dirimu sendiri yang menuntut?
Simple, kau juga harus check kembali apakah kau pantas disebut sebagai sahabat.
Ah, sahabat....
tidak dapat dijelaskan.....
Kau, sahabat, melebihi serangkaian kata........
(teruntuk: para sahabatku)
1 komentar:
ssetuujjuu ma ferraa....
sahabat tu gk bisa diungkapkan dengan kata...
klopun dy pergii masih ada tempat wt mereka klo swaktu2 mereka kmbali...
setidaknya menjadikan diri qta sahabat wt org lainn tu adalah ssuatu yg menyenangkan.. :D
Posting Komentar