Kata hatiku, dia adalah ketidaknyamanan yang pernah terjadi dalam hidupku. Kata hatiku, keberadaannya bukan ancaman, hanya gangguan. Kata hatiku, dia tetap harus disingkirkan demi kedamaian.
Aku hanya mengikuti kata hati, maka aku melakukannya. Menyingkirkannya jauh-jauh dari peradabanku.
Tapi mereka tidak menerimanya. Atau sebagian kecewa. Bukan karena siapa yang disingkirkan, tapi lebih karena siapa yang menyingkirkan. Sungguh! aku hanya mengikuti kata hati.
Lalu hatiku berbalik menyerangku, begitu saja.
Kata hatiku, aku egois. Kata hatiku, aku begitu mudah panas. Kata hatiku, aku mengecewakan diriku sendiri, hingga akhirnya mereka ikut kecewa.
Yaampun hati, mana yang harus aku percayai? Yang mana hatiku yang sesungguhnya?
Bahkan hati pun memakai topeng hingga bermuka dua.
Lalu kata hatiku, lagi: "Percayailah apa yang benar dan baik bagi hidupmu dan orang lain."
Hati, coba satu suara dan satu wajah saja. Lepaskan topengmu. Aku benci topeng.
Sekarang aku bingung dan ragu. Jangan-jangan kamu bukan hatiku?
this image from queeky.com |
4 komentar:
wew...kadang aq malah suka bingung antara kata hati dan ego....
kadang kan kata hati muncul dr ego to Fe?
ckckckckk
mbo skali2 posting ttg pendadarannya fee?|
Emng pelik ya kl ngomongin hati... puyeng achhh
intinya bagi aku,apapun yg dikatakan oleh hati itulah yg terbaik..karena hati tidak pernah berbohong..
ikuta kata hati, hati yang bersih gak kan salah...
:)
ijin follow kk.... klo sempat follow balik yah..
salam
Posting Komentar