Bukan sajak. Bukan syair. Bukan lirik lagu. Hanya beberapa kata sederhana yang sering dilafalkan di sinetron-sinetron yang di gandrungi ibuku.
Kemarilah, sibakkan rambutmu dan perlihatkan telingamu.
Mendekatlah agar jelas setiap kata yang akan kubisikkan.
Kemarilah agar aku segera membisikkannya.
Hanya berbisik. Janji, tidak berteriak. Hanya Beberapa kumpulan kata yang maknanya hanya seperti ini:
"Aku tidak perlu dikasihani. Aku perlu motivasi."
"Aku tidak butuh campur tangan. Aku butuh uluran tangan."
"Aku tidak butuh wajah bertopeng. Aku butuh ketulusan."
"Aku tidak butuh pengadu domba. Aku butuh penggembala domba."
"Aku tidak butuh iblis. Aku butuh Tuhan."
"Berhentilah membual, mencampuri urusan, mengadu domba, dan berperan menjadi iblis. Aku takut kau membusuk di neraka, sementara kesempatan berkilau di Surga masih ada."
"Aku tidak butuh campur tangan. Aku butuh uluran tangan."
"Aku tidak butuh wajah bertopeng. Aku butuh ketulusan."
"Aku tidak butuh pengadu domba. Aku butuh penggembala domba."
"Aku tidak butuh iblis. Aku butuh Tuhan."
"Berhentilah membual, mencampuri urusan, mengadu domba, dan berperan menjadi iblis. Aku takut kau membusuk di neraka, sementara kesempatan berkilau di Surga masih ada."
Kemarilah. Simpanlah dalam telingamu jika kau tidak mampu menyimpannya dalam benakmu. Paling tidak, telinga itu akan terlihat kegunaannya.
Hanya berbisik. Janji, tidak akan berteriak.
images from here |
6 komentar:
mami.... koq bisik2 sih? kan gak enak didengar tetangga.
nanti kalo teriak, di gilas tetangga, poni......
Bisik-bisik, mainnya rahasiaan. :S
oke deh. yuk bisik2. jangan sampai tetangga dengar :p
Fe, aduh geli dech bisik2 ditelinga. Mending ditulis begini, telinga ga geli dan kl lupa bs dibaca lagi. :D
@wiwi: hihihi. biar seru. :D
@hans: hu uh hans. nanti dilemparin tomat kalo sampe tetangga dengar. :)
@Wuri: ehhh, justru sensasinya itu di geli-gelinya. :D ini kan dibisikin lewat tulisan. *tetep* :D
Posting Komentar