Beruntungnya perempuan disebut cengeng,
“karena kami tidak perlu "memotong umur" akibat menimbun beban hidup berlebih dan merasa gengsi untuk mengeluarkannya".
Beruntungnya perempuan dikatakan 'lebih menggunakan perasaan daripada logika',
“karena dengan begitu kami bisa membuktikan bahwa perasaan tidak kalah dengan logika".
Beruntungnya perempuan dikatakan lemah,
“karena dengan begitu kami punya banyak alasan untuk dilindungi, dan terutama, dibalik kelemahan ada kelembutan dan motivasi untuk menjadi kuat".
Beruntungnya perempuan dikodratkan untuk melahirkan,
"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-
Selasa, 22 Maret 2011
BERUNTUNGNYA SEORANG PEREMPUAN
Kamis, 17 Maret 2011
BINTANG ITU INDAH, CARA TUHAN BERPESTA.
“Bintang itu indah.....”
Mereka membicarakannya. Mereka membicarakan bintang. Sayang waktunya tidak tepat. Siang itu mereka sedang duduk disebuah taman. Ah, sayangnya mereka juga sedang tidak di tempat yang tepat. Kalau saja taman itu sepi sunyi, namun tampaknya taman itu penuh sesak oleh berbagai jenis gaya hidup orang-orang di kota itu. Mereka berdua duduk di salah satu kursi taman dan mereka membicarakan bintang sementara yang sedang berkuasa siang itu adalah matahari.
“Ya, kau benar. Tidak perlu menunggu malam untuk membicarakan bintang. Tapi...apakah benar rasanya jika kita membicarakan bintang yang kamu sebut indah itu, sementara si matahari sedang menunjukkan kegarangannya dihadapan kita?”
“Kupikir sah-sah saja. Tidak mungkin matahari cemburu. Toh, matahari juga bagian dari bintang. Hanya badannya saja lebih besar dan energinya lebih banyak dibanding bintang yang lain.”
“Hahaha, jangan berpikir begitu. Matahari bisa saja cemburu karena kita membicarakan bintang malam. Bukankah tidak ada yang mustahil didunia ini, bahkan untuk penghuni galaksi seperti matahari dan bintang.”
“Hei, kamu terdengar seperti orang yunani saja...”
“Hmm..baiklah, baiklah, anggap saja matahari tidak cemburu siang ini. Anggap saja matahari sedang gembira sehingga ia meluapkan energi panasnya sedikit bersemangat siang ini. Lalu ada apa dengan bintang yang kau sebut indah itu?”
“Oh ya, bintang itu indah. Kamu lihat yang kutunjuk itu?”
“Ah, kau sedang mengigau. Mana ada bintang malam di siang yang terik ini??”
Kamis, 10 Maret 2011
CEMBURU
“saya tidak akan bersikap bodoh seperti cemburu pada pasangan saya kelak. Saya akan mempercayainya sepenuh hati karena pasangan yang akan saya pilih pun akan melakukan hal yang sama kepada saya.”
Itu pasti dulu. Jauh sebelum kau memiliki pasangan dan belum mengerti bagaimana rasanya menyayangi seseorang dengan tulus. Pikiran itu menjadi prinsip dan “bekal” yang kau bawa, kalau-kalau kau memiliki pasangan, kelak.
Ya, seperti berpikir “kalau saya terjebak dalam pilihan sahabat atau pacar, saya akan tetap memilih sahabat daripada pacar bagaimanapun kondisinya.”
Lalu ketika mengalaminya, ketika berada pada kondisi tersebut, semua pernyataan mulia itu menguap seperti tidak pernah terlontar sebelumnya.
Ya, menguap begitu saja.
Cemburu datang tanpa sopan santun yang diajarkan oleh orangtua kepada anaknya.
“ketuk pintu jika akan masuk keruangan yang bukan ruanganmu.”
Coba saja kau suruh si “cemburu” mengetuk pintu hatimu terlebih dulu sebelum dia memasuki hatimu. kalau
Langganan:
Postingan (Atom)