Aku,
Hanya seorang anak yang tidak pernah diperhatikan
Aku,
Dianggap sebagai aib dimanapun aku berada
Aku,
Tidak diterima didunia luar,karena aku dianggap sebagai hama mematikan yang pantasnya diinjak dan dibuang
Aku,
Dianggap tidak mampu berpikir dan diremehkan orang-orang disekitarku
Aku,
Tidak memiliki tubuh sempurna, dan karena fisikku, orang-orang melihat “takjub” padaku
Tapi
Aku akan tetap tersenyum
Meskipun orang-orang menganggap senyumku sebagai seringai mengerikan
Aku akan tetap berjuang
Meskipun orang tidak menaruh harap padaku
Aku akan tetap belajar
Meskipun mungkin tidak ada yang membutuhkan kepintaranku
Aku akan tetap berjalan
Meskipun harus dibantu dengan alat
Aku bukan seorang anak yang akan menyerah begitu saja
Aku akan hadapi dunia dengan senyum terbaikku
Aku akan menikmati hidupku yang seperti ini
Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat dunia
Aku tidak dilahirkan begitu saja tanpa sebuah rencana indah
Aku tidak pernah sendiri
Karena malaikat berjalan bersamaku
Aku tidak pernah tertatih-tatih
Karena Bapa menggandeng tanganku sangat erat
Aku tidak akan melewatkan rencana indah apa yang akan terjadi dalam hidupku
Karena itu aku akan berjuang sampai waktuku didunia sudah habis
Aku akan tetap tersenyum
Aku akan tetap tersenyum
De_imoete
"Kebenaran adalah berani, dan kebaikan tidak pernah takut." -William Shakespeare_Measure for measure-
Sabtu, 20 Juni 2009
BERIKAN JUDUL APA SAJA SEMAUMU
Cinderella, kisah dongeng seorang gadis miskin yang disia-siakan oleh ibu dan saudara-saudara tirinya. Hidupnya menderita sampai ia bertemu dengan pangeran berkuda putih. Secara singkat, mereka bertemu dan hidup bahagia untuk selama-lamanya.
Banyak orang yang menginginkan hidupnya berakhir bahagia layaknya sang cinderella. Bertemu dengan ibu peri, mengubah penampilan diri menjadi sangat fabulous hanya dengan lambaian tongkat ajaib. Kemudian bertemu dengan pangeran yang langsung jatuh hati pada pandangan pertama, kemudian, bersama-sama melawan ibu tiri dan saudara-saudara tirinya, dan akhirnya hidup bahagia, selamanya. Tapi apakah hidup segampang itu?dimana kita bisa menemukan tongkat ajaib yang hanya dengan sekali lambaian bisa mengubah hidup kita selamanya? Terkadang, orang tidak menyadari bahwa separuh hidupnya hanya dipenuhi dengan pemikiran yang, bisa dikatakan, naif. Bolehkah kita bersikap naif? berpikir naif? Apakah semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita terjadi sesuai dengan pikiran naif kita? Hidup bukan sesuatu yang rumit. Seharusnya hidup bukan sesuatu yang sangat rumit. Hanya saja, kenapa dalam realitanya, menjalani hidup sangatlah sulit dan rumit?
Sadarkah manusia bahwa manusia itu sendirilah yang membuat hidup begitu rumit?Seberapa banyak yang sadar tentang hal ini? manusia membuat segalanya menjadi lebih rumit ketimbang yang seharusnya. Seandainya saja semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita terjadi sesuai dengan yang kita inginkan, pasti hidup akan menjadi sangat menyenangkan dan kita tidak perlu bersusah payah dengan keadaan sekitar kita. Tapi tunggu dulu, apakah semua yang kita inginkan memang yang terbaik untuk diri kita?siapa yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk diri kita sendiri?benarkah memang hanya diri ini yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya sendiri? Lalu kalau kita hanya berkutat dengan diri sendiri, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita hanya hidup secara individual didunia yang sangat luas ini?tepatnya, apakah kita mampu hanya menjalani hidup yang hanya berkutat dengan diri sendiri? Bisakah kita hanya memikirkan diri sendiri dan tidak perlu memikirkan orang lain? Seandainya saja kita memang bisa hidup sendiri dan tidak perlu bersanding bersama orang lain, tidak perlu berkomunikasi dengan manusia lain. Yah, Kita tidak hidup dalam dunia “seandainya”. Dunia “seandainya” hanya menawarkan sesuatu yang tidak dapat dicapai. Tapi dalam realita ini, bukankah tidak sedikit orang yang hidup dalam dunia “seandainya”? Kalau saja kita bisa memerintahkan setiap orang yang kita temui untuk memahami bahwa hidup seharusnya tidak rumit, dan jangan membuat hidup menjadi rumit, kalau saja kita bisa memerintahkan setiap orang yang berpapasan dengan kita untuk tidak memikirkan diri sendiri dan mulai pikirkan orang lain, kalau saja kita bisa memerintahkan kepada setiap manusia melankolis untuk keluar dari dunia cinderella dan hadapi dunia nyata, kalau saja kita bisa meneriakkan pada setiap makhluk yang ada dibelahan dunia ini untuk mengubah cara berpikir bahwa tidak semua yang kita pikirkan dan kita inginkan adalah yang terbaik untuk diri sendiri, kalau saja kita bisa mengatakan pada dunia bahwa mulailah berpikir simple dan jangan memperumit keadaan.
Tapi, dunia ini bukan dunia “kalau saja”,
Apalah bedanya “kalau saja” dan “seandainya”?
Lagipula, bukankah setiap keputusan ada ditangan kita sendiri?dan bukankah setiap manusia yang merasakan kehidupan memiliki jawabannya masing-masing atas setiap pertanyaan tersebut........
Banyak orang yang menginginkan hidupnya berakhir bahagia layaknya sang cinderella. Bertemu dengan ibu peri, mengubah penampilan diri menjadi sangat fabulous hanya dengan lambaian tongkat ajaib. Kemudian bertemu dengan pangeran yang langsung jatuh hati pada pandangan pertama, kemudian, bersama-sama melawan ibu tiri dan saudara-saudara tirinya, dan akhirnya hidup bahagia, selamanya. Tapi apakah hidup segampang itu?dimana kita bisa menemukan tongkat ajaib yang hanya dengan sekali lambaian bisa mengubah hidup kita selamanya? Terkadang, orang tidak menyadari bahwa separuh hidupnya hanya dipenuhi dengan pemikiran yang, bisa dikatakan, naif. Bolehkah kita bersikap naif? berpikir naif? Apakah semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita terjadi sesuai dengan pikiran naif kita? Hidup bukan sesuatu yang rumit. Seharusnya hidup bukan sesuatu yang sangat rumit. Hanya saja, kenapa dalam realitanya, menjalani hidup sangatlah sulit dan rumit?
Sadarkah manusia bahwa manusia itu sendirilah yang membuat hidup begitu rumit?Seberapa banyak yang sadar tentang hal ini? manusia membuat segalanya menjadi lebih rumit ketimbang yang seharusnya. Seandainya saja semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita terjadi sesuai dengan yang kita inginkan, pasti hidup akan menjadi sangat menyenangkan dan kita tidak perlu bersusah payah dengan keadaan sekitar kita. Tapi tunggu dulu, apakah semua yang kita inginkan memang yang terbaik untuk diri kita?siapa yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk diri kita sendiri?benarkah memang hanya diri ini yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya sendiri? Lalu kalau kita hanya berkutat dengan diri sendiri, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita hanya hidup secara individual didunia yang sangat luas ini?tepatnya, apakah kita mampu hanya menjalani hidup yang hanya berkutat dengan diri sendiri? Bisakah kita hanya memikirkan diri sendiri dan tidak perlu memikirkan orang lain? Seandainya saja kita memang bisa hidup sendiri dan tidak perlu bersanding bersama orang lain, tidak perlu berkomunikasi dengan manusia lain. Yah, Kita tidak hidup dalam dunia “seandainya”. Dunia “seandainya” hanya menawarkan sesuatu yang tidak dapat dicapai. Tapi dalam realita ini, bukankah tidak sedikit orang yang hidup dalam dunia “seandainya”? Kalau saja kita bisa memerintahkan setiap orang yang kita temui untuk memahami bahwa hidup seharusnya tidak rumit, dan jangan membuat hidup menjadi rumit, kalau saja kita bisa memerintahkan setiap orang yang berpapasan dengan kita untuk tidak memikirkan diri sendiri dan mulai pikirkan orang lain, kalau saja kita bisa memerintahkan kepada setiap manusia melankolis untuk keluar dari dunia cinderella dan hadapi dunia nyata, kalau saja kita bisa meneriakkan pada setiap makhluk yang ada dibelahan dunia ini untuk mengubah cara berpikir bahwa tidak semua yang kita pikirkan dan kita inginkan adalah yang terbaik untuk diri sendiri, kalau saja kita bisa mengatakan pada dunia bahwa mulailah berpikir simple dan jangan memperumit keadaan.
Tapi, dunia ini bukan dunia “kalau saja”,
Apalah bedanya “kalau saja” dan “seandainya”?
Lagipula, bukankah setiap keputusan ada ditangan kita sendiri?dan bukankah setiap manusia yang merasakan kehidupan memiliki jawabannya masing-masing atas setiap pertanyaan tersebut........
ABNORMAL
Kenapa Tuhan membentuk manusia yang tidak sempurna secara fisik? Kenapa Tuhan menciptakan orang cacat didunia ini?
Saat melihat orang abnormal, atau lebih sering kita kenal dengan kata “cacat”, baik itu cacat fisik, maupun cacat mental, apa yang paling pertama terpikirkan oleh kita? Pikiran itu bisa bermacam-macam. Tapi pikiran yang pada umumnya terpikirkan oleh kita saat melihat orang abnormal tersebut adalah “kasihan”. Tentu saja kata “kasihan” ini bisa berarti banyak tergantung interpretasi diri masing-masing. Tapi, pertanyaan yang menggelitik adalah, seberapa banyak orang yang berpikir bahwa orang cacat atau yang sering kita beri label “abnormal” tersebut mampu melakukan banyak hal yang lebih hebat daripada yang mampu dilakukan orang normal sendiri? Berapa banyak orang berpikir bahwa orang abnormal tersebut memiliki rasa tanggung jawab luar biasa tinggi melebihi orang normal sekalipun? Berapa banyak orang normal berpikir bahwa si abnormal yang sering kita pandang sebelah mata, memiliki pertahanan dan keberanian yang jauh lebih besar dari orang normal ini? Karena pada kenyataannya, mereka yang berlabel abnormal ini memang memiliki kehebatan tersendiri yang tidak dimiliki orang normal seperti kita ini. Karena pada kenyataannya, mereka yang ber”title” abnormal ini memiliki tanggung jawab yang jauh lebih baik daripada kita yang normal ini. Karena pada kenyataannya,si abnormal ini, memiliki keberanian dan pertahanan yang tinggi terhadap dirinya sendiri daripada kita yang normal ini.
Seringkali kita berpikir, bahwa para abnormal ini akan belajar banyak dari kita yang melabelkan dirinya sendiri normal, Tetapi tanpa kita sadari, sebenarnya, kitalah yang belajar banyak dari mereka. Mereka lah contoh yang sesungguhnya saat kita mencari letak keberanian. Merekalah yang harus kita lihat saat kita sedang membentuk pertahanan diri. Mereka, tidak seperti yang lainnya. Ya, mereka memang abnormal, mereka melebihi batas normal yang distandarkan oleh manusia yang mengatakan dirinya normal, tapi, mereka jauh lebih baik, jauh lebih indah, jauh lebih manis, dan jauh lebih hebat, daripada kita yang normal ini.
Kenapa Tuhan menciptakan orang cacat didunia ini? Karena Tuhan tau, mereka jauh lebih berguna daripada orang yang memiliki kesempurnaan fisik, karena Tuhan akan membuat mata orang-orang yang mencari arti keberanian, pertahanan diri, dan perjuangan tanpa lelah, mengarah pada mereka, mereka yang diberi label “abnormal” oleh sesamanya, yaitu manusia.
Saat melihat orang abnormal, atau lebih sering kita kenal dengan kata “cacat”, baik itu cacat fisik, maupun cacat mental, apa yang paling pertama terpikirkan oleh kita? Pikiran itu bisa bermacam-macam. Tapi pikiran yang pada umumnya terpikirkan oleh kita saat melihat orang abnormal tersebut adalah “kasihan”. Tentu saja kata “kasihan” ini bisa berarti banyak tergantung interpretasi diri masing-masing. Tapi, pertanyaan yang menggelitik adalah, seberapa banyak orang yang berpikir bahwa orang cacat atau yang sering kita beri label “abnormal” tersebut mampu melakukan banyak hal yang lebih hebat daripada yang mampu dilakukan orang normal sendiri? Berapa banyak orang berpikir bahwa orang abnormal tersebut memiliki rasa tanggung jawab luar biasa tinggi melebihi orang normal sekalipun? Berapa banyak orang normal berpikir bahwa si abnormal yang sering kita pandang sebelah mata, memiliki pertahanan dan keberanian yang jauh lebih besar dari orang normal ini? Karena pada kenyataannya, mereka yang berlabel abnormal ini memang memiliki kehebatan tersendiri yang tidak dimiliki orang normal seperti kita ini. Karena pada kenyataannya, mereka yang ber”title” abnormal ini memiliki tanggung jawab yang jauh lebih baik daripada kita yang normal ini. Karena pada kenyataannya,si abnormal ini, memiliki keberanian dan pertahanan yang tinggi terhadap dirinya sendiri daripada kita yang normal ini.
Seringkali kita berpikir, bahwa para abnormal ini akan belajar banyak dari kita yang melabelkan dirinya sendiri normal, Tetapi tanpa kita sadari, sebenarnya, kitalah yang belajar banyak dari mereka. Mereka lah contoh yang sesungguhnya saat kita mencari letak keberanian. Merekalah yang harus kita lihat saat kita sedang membentuk pertahanan diri. Mereka, tidak seperti yang lainnya. Ya, mereka memang abnormal, mereka melebihi batas normal yang distandarkan oleh manusia yang mengatakan dirinya normal, tapi, mereka jauh lebih baik, jauh lebih indah, jauh lebih manis, dan jauh lebih hebat, daripada kita yang normal ini.
Kenapa Tuhan menciptakan orang cacat didunia ini? Karena Tuhan tau, mereka jauh lebih berguna daripada orang yang memiliki kesempurnaan fisik, karena Tuhan akan membuat mata orang-orang yang mencari arti keberanian, pertahanan diri, dan perjuangan tanpa lelah, mengarah pada mereka, mereka yang diberi label “abnormal” oleh sesamanya, yaitu manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)