Ini lucu. Tapi aku tidak mampu menertawakannya tanpa sebutir atau dua butir air mata. Hari ini, aku duduk di serambi rumah. Melihat langit yang berubah-ubah setiap tiga menit. Sebentar mendung, lalu sebentar cerah. Lucu sekali. Hidup itu aneh. Setiap hal berubah, bahkan banyaknya tanpa pemberitahuan lebih dulu. Seperti kamu, kan?
Setiap kali memikirkan garis cerita hidup, selalu berujung pada "kenapa ini terjadi?" Padahal, dulu kita pernah sepakat untuk tidak mempertanyakan hidup. Aduh, penghancur, mengapa memilih aku untuk dihancurkan seperti ini? Apakah kamu senang disana? Melihatku yang tidak tersisa, terseok-seok mengumpulkan serpihan hati untuk diselamatkan? Kamu pasti senang, dengan caramu sendiri.
Ini lucu. Dulu, aku sering menyombongkan diri. Menunjukkan pada dunia kecilku, bahwa aku dan kamu pantas dicontoh. Mungkin ini ganjarannya. Karena aku terlalu sombong. Aku yang sekarang, tidak tersisa. Masih mencari serpihan lain yang tercecer. Sementara kamu... yah, kamu adalah kamu. Tipikal si masa bodoh dan penganut "life is going on. Don't care." Kamu, si penghancur. Selamat, karena kali ini, kehancuran yang kamu timbulkan berakhir dengan sukses.
Ini lucu. Kamu bersenang-senang disana. Aku terseok-seok disini. Tidak, tidak. Jangan merasa bersalah. Ini hanya tentang aku. Aku yang belum mampu berlari karena kaki yang kamu patahkan. Tidak, jangan merasa bersalah.
Oh, tidak merasa bersalah? Maaf, lagi-lagi aku lupa. Kamu kan si penghancur. Penghancur tidak pernah merasa bersalah.
Nb: ngomong-ngomong, tulisan ini dibuat saat langit memang berubah-ubah setiap beberapa menit. Langit labil. Ihik.
this images from weheartit |