Hari ini tanpa muram dan tertatih-tatih. Bintang-bintang sedang bahagia. Mereka akan menari malam ini. Aku akan
menyediakan panggungnya. Berikan hatimu malam ini agar kita bisa
menikmati kebahagiaan bersama bintang.
Dengan kesibukan yang membabi buta.
Langit.
***
Aku menumpuk jerami-jerami untuk alas tidur. Kata langit, bintang sedang bahagia malam ini. Jadi, ingin tidur ditemani bintang yang sedang bahagia.
Bintang-bintang menari. Musiknya mulai
mengalun. Bulan memandang dari kejauhan. Lalu bintang-bintang seakan
lupa daratan. Mereka bersekutu mengukir rangkaian wajah demi wajah. Oh, tidak. Mereka membentuk wajah yang kurindukan dan tidak bisa kusentuh.
Aku berhenti menumpuk jerami. Aku mulai menumpuk kapuk. Aku butuh menangis diantara gundukan kapuk. Sementara bintang masih menari dan meninggalkan jejak wajah terkasih.
Langit, aku tidak ikut berbahagia. Tarian bintang memilin hati. Bubarkan panggungnya supaya aku berhenti menangis dan kapuk-kapuk tidak lagi menempeli wajahku.
Aku berhenti menumpuk jerami. Aku mulai menumpuk kapuk. Aku butuh menangis diantara gundukan kapuk. Sementara bintang masih menari dan meninggalkan jejak wajah terkasih.
Langit, aku tidak ikut berbahagia. Tarian bintang memilin hati. Bubarkan panggungnya supaya aku berhenti menangis dan kapuk-kapuk tidak lagi menempeli wajahku.
Yang sedang menangis membabi buta.
Teman Langit.
***
images from here |
Surat dari Langit #2
3 komentar:
follow yya :)
*deg*
@nana: :)
@bunavita: deg? deg2an ibu? :D
Posting Komentar