Peringatan: Ini curahan hati maha panjang dan agak tidak penting. Bagi yang sedang sibuk silahkan berhenti membaca sampai disini. Penulis tidak menerima caci maki pembaca akibat kebosanan dalam membaca tulisan ini. Terimakasih.
Saya sedang berada di titik jenuh dan kebosanan akut. Inilah hal yang paling
saya takutkan karena berpotensi menambah berat badan dan lingkar
pinggul. Tapi saya bersyukur karena akhirnya boleh memahami
perasaan para pengangguran seksi pasca lulus. Saya kehabisan kegiatan
untuk dilakukan sejak resmi menyandang gelar. Mencari pekerjaan bukannya
sangat sulit, tapi malasnya setingkat langit. Mungkin ini yang disebut
sindrom too much holiday. Akhirnya, untuk memulai sesuatu (bahkan yang
sangat penting) pun jadi ogah-ogahan. Jangan singgung tentang tanggung
jawab. Saya cukup mengerti tentang arti tanggung jawab. Orang-orang yang
kurang kerjaan disekitar saya sedang berlomba-lomba menyindir saya yang
menurut analisis hebat mereka bahwa saya ini pemalas. Benar juga sih.
Saya sering komat-kamit pada Tuhan di siang bolong seperti mengucapkan
kalimat sakral. "Tuhan berikan saya pekerjaan. Tuhan berikan saya
pekerjaan." Sementara saya sendiri belum melakukan prosesnya secara
maksimal. Mungkin ini yang disebut ketidakseimbangan antara berdoa dan
berusaha. Akhirnya saya memutuskan untuk memulai dari awal dan berjanji
di hadapan cermin keramat di lemari saya bahwa saya akan berusaha
semaksimal mungkin hingga titik darah penghabisan. Lalu keesokan paginya
saya bangun kesiangan. Lalu jadwal kembali kacau. Ah, pasti ini yang disebut dengan galau.
Saya punya usaha keluarga. Yah, seperti keluarga Chinese pada umumnya.
Titah dari ibu suri (baca: mama) adalah melanjutkan usaha keluarga
(baca:jaga toko) tapi hambatannya adalah betapa berbedanya konsep yang
ingin saya terapkan dengan konsep lawas ibu suri. Lalu ibu suri
menawarkan kebebasan berkonsep dalam usaha keluarga ini (baca: dibukain toko sendiri). Eh, saya belum
siap. Ah, pasti ini yang namanya labil.
Semua teman dan keluarga menyayangkan tindakan saya. Lalu saya di cap
pemalas lagi. Bagaimana caranya menjelaskan bahwa saya tidak (atau
BELUM) berminat dengan bisnis wirausaha seperti ini?
Saya suka dunia broadcasting. Ingin meletakkan mimpi pada dunia ini. Tapi kebutuhan hidup terlalu banyak. Ada beberapa prioritas yang ternyata BELUM cocok dengan habitat dunia broadcasting. Jika dipaksakan saat ini, maka beberapa prioritas penting justru akan terkorbankan.
Bagaimana dengan menulis? Saya menikmatinya. Menulis adalah bagian dari hidup saya yang lain meskipun EYD tidak sempurna dan sistem SPOK pada tulisan-tulisan saya sangat tidak jelas. Saya bukan jebolan anak sastra. Jika harus sesuai sistematis, saya baru bisa mengikuti sistematis penulisan hard news yang berdasarkan 5W+1H. Novel? Saya belum se-master teman-teman blogger yang hebat-hebat ini. Jadi, pekerjaan sebagai novelis dengan berat hati harus saya coret dari list hunting job saya.
Saya baru pindah rumah. Rumah yang dulu rencananya akan menjadi rumah masa tua orangtua saya. Karena itu mereka membeli rumah di daerah yang agak jauh dari pusat kota. Masalahnya, letak rumah ini jauh dari pusat pergaulan saya (Cieh! orang gaul!). Jiwa muda saya yang masih labil ini cukup memberontak karena jauh dari peradaban pusat kota dan jauh dari peradaban para kumpulan bening (baca: Mr. Muscle-sixpack man). Pekerjaan yang saya incar dan sesuai dengan bakat dan ambisi saya pun akhirnya terasa jauh untuk dijangkau. Sehingga akhirnya ini menjadi alasan maha penting bagi saya tentang urusan tetekbengek tertundanya berburu pekerjaan.
Oke. Saya mengaku. Pada intinya, akar dari kegalauan dan kelabilan darah muda saya adalah malas. Saya sudah terbenam sedalam pinggul lebar saya dalam jurang kemalasan. Untuk keluar, butuh kayu jati (atau kayu lain) yang kokoh agar bisa menjadi pegangan saya ketika saya menarik diri dari jurang yang sedang menjadi tren para fresh graduate ini.
Kerena itu saya menyadari kekurangan saya dan kebenaran dari para "judgers" tentang saya anak yang malas. Tulisan ini murni tentang curahan hati si pemalas. Ladies and gentleman, bahkan pemalas pun butuh curhat. Nanti malam, saya akan menemui cermin keramat di lemari saya. Memperbaharui janji dan memulai yang lebih baik besok. Doakan agar besok pagi saya tidak bangun kesiangan.
Baiklah. Curahan hati mulai tidak jelas. Dan sekarang saya bingung memilih kalimat-kalimat yang tepat untuk mengakhiri tulisan ini. Ah, yasudah. Mari kita memaksimalkan yang belum maksimal. Ada yang bersedia mengulurkan kayu jati untuk saya? *pake iket kepala*
images random from google |
9 komentar:
hahaha... semua fresh graduate pernah dlm kondisi semacam ginilah fe.. aku juga.
emang sih yg hrs dibenerin pertama kali itu motivasi, lalu action. mulai cri lowongan kerjaan di koran atau situs lowongan online bisa jd langkah awal, drpd cuma bengong ya kan?
btw daftar jd wartawan emangnya ga minat? tulisan kamu bagus kok...
ayo semangkaaa! :D
Fe, waktu kuliah km belum mikir mau jadi apa? kalau belum minta sama wirausaha saranku mending coba aja dulu tuh jd wartawan, kayak kata mba enno :) tulisanmu bagus koq :) atau nglamar di kantor penerbitan gt Fe, pokoknya jgn sampe nganggur kelamaan, nanti kayak temenku akhirnya malah ga kerja.... Semangat ya Fe
Semangat Kakak. Nanti Aku traktir JCO deh. Iya rumah jauhmu sedikit membuatku susah untuk memaksamu bangun dan bergerak. Itu udah bukan pinggul lagi deh kayaknya, tapi guci. Hahahahahaha. Aku pun sedang menantikan ladang broadcasting. :P
@mbak enno: udah mbak enno. itu langkah awal udah dilaksanakan dari brp bulan yg lalu, blm ada panggilan makanya super galau dan berujung males. hahaha. wartawan? yg lagi dicari wartawan hardnews, udah kenyang urusan hardnews. sakit! *pegangdada* pengennya nulis ttg kuliner tp blm ada yg buka lowongan kesitu. hahaha
@glo: yaaa udah taauu doong ibuk guruu. dari masih kecil juga udah tau mau jadi apa. hahahaha. itulah glo, same answer kyk diatas nih. huaaaaa gak mau kalo gak kerjaaa! lagi butuh duit buat bayar cicilan IPAD! hahahahaha semangat! *kepalkan tangan*
@sepupu: bosen gw sama JCO. gw mau flapjack. minggu depan ya! Iya biasanya kan lo yg bangunin gw yak. hahaha. gak usah singgung bentuk badan, itu badan lo jg gak jauh2 dari triplek. *liriktajam!*
sayang broadcasting belum sesuai sama beberapa prioritas yg harus didahulukan. penundaan mimpi nih namanya. :(
hmm, yang tahu kemampuanmu adalah dirimu sendiri, yang bisa ukur pas atau tidak adalah dirimu sendiri, maka dari itu apa yang kau lakukan dan menurutmu baik, kerjakan itu saja saranku.
ngakak nih gw bacanya...cik fer...cik fer...
gmn gt gw ngebayangin elw jd cicik2 jaga toko.cina beyut lah itu!
kpn elw jaga toko?nti gw mampir deh...diskon yak!
semangat ya jeng fe...
nti kalo udh dpt kerja,gaji pertama traktir eike ya... :)
@obrolan blogger: terimakasih advice nya. :)
@poek:hush! tunggu giliran elu yak!
kebali dulu dong, nanti kita makan be guling di pinggir pantai. hahahaha
lagi musim galau..ikut-ikutan galau ahh..heuheu
Posting Komentar